Memahami Komplikasi Kehamilan
Selama kehamilan, beberapa wanita dapat mengalami masalah kesehatan yang dapat berdampak pada kesejahteraan ibu, janin, atau keduanya. Bahkan mereka yang dalam kondisi sehat sebelum hamil pun dapat mengalami komplikasi ini, yang membuat kehamilannya diklasifikasikan sebagai kehamilan berisiko tinggi.
Komplikasi Akibat Kehamilan yang Umum
Diabetes mellitus gestasional
Diabetes gestasional adalah suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang secara spesifik timbul selama kehamilan, dan biasanya kembali normal setelah melahirkan. Walaupun dapat terjadi kapan pun sepanjang kehamilan, diabetes gestasional lebih umum ditemukan pada trimester kedua atau ketiga. Kebanyakan wanita dengan diabetes gestasional menjalani kehamilan yang normal dan melahirkan bayi-bayi yang sehat.
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan darah dalam arteri meningkat hingga mencapai tingkat yang lebih tinggi dari normal. Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kadar protein dalam urin yang tinggi (proteinuria), atau tanda-tanda kerusakan organ lainnya.
Preeklamsia biasanya mulai muncul setelah kehamilan berusia 20 minggu pada wanita yang tekanan darah sebelumnya normal. Preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi yang fatal bagi ibu dan bayi. Pada bayi, hal ini dapat mengurangi jumlah aliran darah ibu ke plasenta, sehingga pertumbuhan bayi menjadi terhambat.
Masalah pada plasenta
Plasenta adalah organ yang berkembang selama kehamilan dan memberikan dukungan penting dan nutrisi kepada janin yang sedang berkembang. Organ ini terbentuk di dalam rahim dan melekat pada dinding rahim, memungkinkan pertukaran oksigen, nutrisi, dan produk sisa antara ibu dan bayi.
Masalah pada plasenta seperti plasenta previa, yaitu suatu kondisi di mana plasenta menutupi lubang serviks, dapat terjadi selama kehamilan. Tergantung pada sejauh mana plasenta menutupi serviks, plasenta previa bisa berkisar dari ringan hingga parah. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Abrupsio plasenta adalah suatu kondisi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir, yang berpotensi menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke janin.
Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ketika seorang wanita hamil memiliki kadar hemoglobin yang rendah dalam darahnya. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi dalam sel-sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh, termasuk ke janin yang sedang berkembang.
Anemia selama kehamilan dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, yang berpotensi menyebabkan berat badan lahir lebih rendah karena berkurangnya suplai oksigen ke janin, kelahiran prematur, dan komplikasi selama kehamilan.
Hiperemesis gravidarum
Sebagian besar ibu hamil mengalami mual dan muntah dalam kadar yang bervariasi, yang umumnya dikenal sebagai “morning sickness” ,terutama pada trimester awal kehamilan. Namun, hiperemesis gravidarum merupakan bentuk yang lebih parah dari kondisi ini, yaitu mual dan muntah yang terus-menerus selama kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi, sehingga memerlukan perawatan yang intensif.
Persalinan prematur
Kehamilan biasanya berlangsung sekitar 40 minggu, sementara persalinan prematur dimulai sebelum minggu ke-37.
Keguguran
Keguguran mengacu pada gugurnya kehamilan karena penyebab alami sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu. Tanda-tanda keguguran dapat berupa gejala-gejala seperti bercak atau perdarahan pada vagina, kram, atau keluarnya cairan atau jaringan dari vagina. Penting untuk dipahami bahwa perdarahan vagina tidak selalu mengindikasikan adanya keguguran yang akan atau sedang terjadi. Namun, wanita yang mengalami perdarahan vagina pada setiap tahap kehamilannya harus segera menghubungi dokter.
Infeksi selama kehamilan
Infeksi tertentu dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya selama persalinan sewaktu bayi melalui jalan lahir, sementara beberapa infeksi juga dapat memengaruhi janin selama kehamilan. Sebagian besar infeksi ini dapat dicegah atau ditangani dengan perawatan prakehamilan, pranatal, dan pascapersalinan yang tepat.
Akses terhadap perawatan dan pengobatan yang diperlukan untuk mencegah penularan infeksi kepada bayi, sekaligus meningkatkan kesehatan ibu, dimulai dengan melakukan skrining infeksi.
Semua wanita hamil disarankan untuk menjalani skrining pranatal untuk infeksi berikut ini: virus hepatitis B, virus hepatitis C, sifilis, dan HIV. Sebagian wanita yang berisiko disarankan untuk menjalani skrining untuk infeksi tambahan, seperti klamidia, gonore, dan TBC.
- Vaginosis bakteri
- Cytomegalovirus (CMV)
- Streptokokus Grup B (GBS)
- Virus Hepatitis B (HBV)
- Influenza (flu)
- Listeriosis
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Infeksi Saluran Kemih (ISK)
- Toksoplasmosis
- Infeksi jamur
Penanganan Komplikasi Kehamilan
Selama kehamilan, penting untuk tidak ragu menghubungi dokter Anda jika ada sesuatu yang membuat Anda khawatir. Terlepas dari prevalensi komplikasi, ada beberapa cara untuk menangani masalah yang timbul selama kehamilan.
Perawatan pranatal - Perawatan yang Anda jalani selama kehamilan berperan penting dalam mencegah komplikasi. Bayi yang lahir dari ibu yang tidak menerima perawatan pranatal memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk lahir dengan berat badan rendah, dan lima kali lebih besar untuk mengalami kematian, dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang menerima perawatan yang tepat.
Kunjungan pranatal secara teratur ke dokter berguna untuk deteksi dini masalah kesehatan, sehingga intervensi dan pengobatan dini dapat dilakukan. Banyak masalah dapat diobati dengan efektif, dan masalah lainnya dapat dicegah melalui perawatan medis yang tepat waktu.
Selain itu, dokter juga dapat memandu ibu hamil tentang bagaimana mewujudkan awal kehidupan yang sehat untuk bayi mereka yang belum lahir. Perawatan pranatal juga dapat berperan dalam mengenali masalah kesehatan mental yang terkait dengan kehamilan, seperti kecemasan dan depresi.
Biasanya, dokter Anda akan memberikan jadwal kunjungan pranatal kepada Anda, dan kebanyakan dokter akan merekomendasikan frekuensi kunjungan berikut ini:
- Sekitar sebulan sekali dari minggu ke-4 hingga minggu ke-28 kehamilan.
- Dua kali sebulan dari minggu ke-28 hingga minggu ke-36.
- Satu minggu sekali dari minggu ke-36 hingga melahirkan.
- Jika Anda berusia 35 tahun atau lebih, atau kehamilan Anda dianggap berisiko tinggi, Anda mungkin perlu mengunjungi dokter Anda lebih sering untuk memastikan kesehatan Anda dan bayi Anda.
Buat Janji Temu di Rumah Sakit Gleneagles
Jika Anda menduga Anda mengalami gejala komplikasi kehamilan, hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut tentang Layanan Obstetri & Ginekologi kami di Rumah Sakit Gleneagles terdekat