Psikologi

psychology-01

 

Psikologi: Apa Saja yang Terlibat di Dalamnya?

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2015 oleh Kementerian Kesehatan Malaysia mengidentifikasi tingkat gangguan mental di Malaysia sekitar 29%. (Sumber: NCBI)

NCBI

Apakah psikologi itu?

Psikologi adalah ilmu terpadu yang mempelajari pikiran dan perilaku manusia, serta respons terhadap keadaan. Psikologi mencakup berbagai cabang ilmu, termasuk ilmu kedokteran dan ilmu sosial. Psikologi memadukan teori psikologis dan praktik klinis untuk meringankan/mencegah berbagai kondisi kesehatan mental.

Perawatan psikologis (juga dikenal sebagai psikoterapi) dilakukan oleh spesialis dengan melibatkan pembicaraan dengan pasien terkait pemikiran, masalah emosional dan mental, serta trauma mereka. Spesialis ini disebut psikolog.

Berbagai faktor dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Pemeriksaan meliputi:

  • Genetika
  • Masalah hubungan
  • Kondisi hidup
  • Stres
  • Lingkungan
  • Trauma masa kecil/masa lalu
  • Ketakutan dan fobia

Perawatan tergantung pada kebutuhan pasien, psikologi dapat menggunakan teknik khusus seperti psikoterapi, meditasi, terapi hipnosis, teknik relaksasi, dan konseling.

Psikolog sering kali bekerja sama dengan psikiater, untuk meresepkan obat-obatan yang dibutuhkan dan ditambah dengan psikoterapi.

Bagaimana psikolog dapat membantu?

Para profesional ini membantu mendiagnosis dan merawat berbagai gangguan psikologis dan penyakit kesehatan mental pada pasien. Psikolog klinis sering kali mendapat pelatihan untuk berbagai teknik seperti konseling, psikoterapi, hipnoterapi, terapi kelompok.

Group of doctor meeting image

Kondisi dan gejala psikologis yang umum

Berikut adalah beberapa kondisi psikologis yang paling umum dan membutuhkan bantuan dari spesialis:

Depresi

Depresi adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling umum terjadi.

Sebuah studi tentang depresi dan kecemasan pada populasi Malaysia selama pandemi COVID-19 (gelombang ketiga) yang dilakukan oleh NCBI, menunjukkan bahwa 25,1% peserta mengalami gejala depresi berat, sedangkan 18,7% memiliki gejala depresi ringan.(Sumber: NCBI

NCBI

  • Merasa sedih, tidak berharga, rendah, dan lelah secara terus-menerus.
  • Kurang tertarik dengan aktivitas sehari-hari.
  • Peningkatan/penurunan nafsu makan tanpa sebab.
  • Perubahan pola tidur seperti insomnia.
  • Perubahan cara bicara.
  • Gerakan melambat.
  • Pikiran tentang bunuh diri atau kematian.
  • Konsentrasi buruk

Jika dibiarkan, kondisi ini akan menjadi depresi akut dan mungkin membutuhkan beberapa metode perawatan seperti konseling, terapi, dan obat-obatan.

Perlu diingat bahwa kondisi medis tertentu seperti kekurangan vitamin, ketidakseimbangan hormon, tumor otak, dan lain-lain, juga dapat menjadi penyebab depresi.

Kecemasan

Kecemasan diartikan sebagai perasaan takut atau panik yang sulit diatasi dan dapat mengganggu pengambilan keputusan dan kinerja sehari-hari. Secara umum gangguan kecemasan diklasifikasikan menjadi:

  • Gangguan kecemasan umum (GAD)
  • Gangguan panik
  • Fobia

Penyebab pasti kecemasan berlebih pada manusia belum diketahui. Namun, alasan seperti peristiwa traumatis di masa kanak-kanak, riwayat keluarga dengan gangguan kesehatan mental, dan beberapa kondisi kesehatan yang diderita dapat meningkatkan risiko ini.

Identifikasi tanda-tanda kecemasan meliputi:

  • Jantung berdetak cepat dan berdebar
  • Pusing
  • Sesak napas
  • Sesak napas
  • Kegelisahan
Gangguan kepribadian

Pola pikir yang tidak sehat dan memengaruhi fungsi sosial normal seseorang dapat dikategorikan sebagai gangguan kepribadian. Kondisi ini bisa berdampak pada fungsi sehari-hari, pengambilan keputusan, dan hubungan orang-orang yang terdampak.

Gangguan kepribadian yang berbeda menunjukkan gejala yang berbeda pula. Namun, sering kali, gejalanya bisa membingungkan dan sulit untuk diklasifikasikan sebagai suatu penyakit. Jika diduga mengalami gangguan kepribadian, sebaiknya Anda atau orang-orang yang Anda kasihi menemui psikolog.

  1. Gangguan kepribadian paranoid
    • Curiga terhadap orang lain
    • Tidak percaya dengan kesetiaan orang lain
    • Membayangkan orang lain mencoba untuk menyakiti Anda
    • Reaksi berlebihan terhadap ucapan biasa
    • Mengingat dendam dan insiden masa lalu
  2. Gangguan kepribadian skizoid
    • Kurang tertarik dalam bersosialisasi dan hubungan personal
    • Sulit mengekspresikan atau memahami emosi
    • Sulit memahami petunjuk sosial
    • Suka menyendiri sepanjang waktu
  3. Gangguan kepribadian ambang
    • Sulit menjaga hubungan
    • Perubahan suasana hati secara terus-menerus
    • Ledakan kemarahan yang tiba-tiba
    • Takut ditinggalkan
    • Kepercayaan diri yang rendah
    • Keinginan bunuh diri
    • Gangguan Makan
    • Kecemasan
    • Perilaku impulsif
  4. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCD)
    • Perilaku ekstrem seperti obsesi untuk membuat segala sesuatu menjadi sangat rapi, perfeksionisme dengan standar yang tidak realistis, terlalu fokus pada ketertiban dan aturan
    • Keinginan mendominasi dan mengontrol
    • Sulit membuang barang-barang yang tidak berguna
    • Sulit menikmati lingkungan yang menyenangkan dengan bebas
    • Keras kepala
  5. Gangguan kepribadian skizotipal
    • Memiliki keyakinan yang tidak wajar
    • Memercayai suara-suara yang sebenarnya tidak ada
    • Kecemasan sosial yang ekstrem
    • Sulit memahami emosi

Selain yang telah disebutkan, ada berbagai kategori lain dari gangguan kepribadian seperti gangguan kepribadian penghindaran, gangguan kepribadian narsistik, dan gangguan kepribadian dependen.

Adiksi (kecanduan)

Adiksi terjadi ketika ada respons ekstrem terhadap penggunaan zat atau perilaku tertentu. Adiksi adalah kondisi otak kronis dan dapat diakibatkan oleh gen, keadaan emosional, atau bahkan kondisi lingkungan.

Adiksi zat termasuk kecanduan terhadap alkohol, kafein, atau obat-obatan tertentu yang membuat mabuk. Kecanduan perilaku seperti perjudian, gim video, perilaku seksual tertentu, dll.

Tanda-tanda yang menonjol adalah:

  • Menyangkal atau menolak adanya adiksi
  • Sulit memahami bahayanya bahkan setelah melihatnya sendiri
  • Kerahasiaan
  • Perubahan suasana hati
  • Perubahan pola tidur dan makan
  • Mengutamakan adiksi daripada perasaan keluarga/teman
  • Kurang tertarik dengan aktivitas sehari-hari.
  • Tidak mampu berpikir secara normal
  • Marah dan agitasi secara tiba-tiba saat kebutuhan adiksi tidak terpenuhi
Gangguan temperamenal (gangguan eksplosif intermitten)

Gangguan ini ditandai dengan kemarahan yang mendadak dan impulsif atau perilaku agresif yang tidak sesuai dengan situasi. Marah di jalan raya, melempar barang, dan mengumbar perkelahian fisik adalah beberapa contohnya.

Gangguan Makan

Kondisi mental yang menyebabkan kebiasaan makan yang tidak sehat tergolong gangguan makan. Gangguan makan yang umum terjadi di antaranya:

  • Anoreksia (anoreksia nervosa)
  • Bulimia (bulimia nervosa)
  • Gangguan makan berlebihan
  • Gangguan makan pica
  • Gangguan ruminasi
  • Gangguan mencuci perut (purging)
  • Sindrom makan malam

Tanda dan gejala:

  • Berat badan tidak sehat (kelebihan/kekurangan berat badan)
  • Pola makan tidak sehat
  • Kekhawatiran berlebihan akan kenaikan/penurunan berat badan
  • Gangguan makan berlebihan
  • Terlibat dalam perilaku mencuci perut (purging)
  • Makan sembunyi-sembunyi
  • Kekurangan nutrisi
Gangguan stres pascatrauma (PTSD)

Kondisi ini terjadi pada beberapa orang yang pernah menyaksikan sebuah peristiwa traumatis tertentu. Kondisi ini mungkin dimulai dalam beberapa hari setelah kejadian atau di masa depan.

Gejala-gejalanya meliputi:

  • Sering bermimpi buruk
  • Emosi yang tidak terkendali
  • Kenangan yang mengerikan
  • Perasaan keputusasaan
  • Menghindari orang, tempat, aktivitas tertentu
  • Kepercayaan diri yang rendah
  • Kurang tertarik dengan aktivitas sehari-hari.
  • Insomnia
  • Mudah terkejut
  • Kecemasan dan serangan panik
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Sering marah
Stres

Sebagian besar stres merupakan keadaan khawatir yang tidak dapat dikendalikan dengan baik. Stres bisa bersifat jangka pendek (stres akut) atau jangka panjang (stres kronis).

Kondisi stres kronis dapat menunjukkan gejala seperti:

  • Ingatan yang buruk
  • Tidak enak badan
  • Sakit kepala dan nyeri leher
  • Rahang kaku atau gigi terkatup
  • Diare atau sembelit
  • Gangguan Makan
  • Adiksi (kecanduan)
  • Penurunan/kenaikan berat badan

Diagnosis dan Pemeriksaan untuk Kondisi Psikologis

Umumnya, psikolog mulai dengan berbicara santai kepada pasien (atau, dalam beberapa kasus, orang yang mereka kasihi) untuk memahami keadaan mental mereka. Proses ini terkadang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang dirancang khusus. Teknik diagnostik lainnya mungkin termasuk pemeriksaan kondisi kesehatan fisik, dan tes untuk memeriksa obat-obatan.

Pilihan pengobatan untuk kondisi psikologis

Psikolog menggunakan berbagai teknik perawatan (atau kombinasi dari beberapa teknik perawatan) untuk merawat pasien. Perawatan mungkin berbeda berdasarkan kasus yang dialami.

  • Terapi kognitif perilaku (cognitive behaviour therapy/CBT)
  • Terapi perilaku dialektika (dialectical behaviour therapy/DBT)
  • Emotion-focused therapy (EFT)/Terapi yang berfokus pada emosi
  • Hipnoterapi
  • Terapi keluarga
  • Terapi kelompok
  • Terapi interpersonal
  • Psikoterapi Psikodinamika
  • Terapi berbasis mentalitas (MBT)
  • Terapi seni kreatif
  • Terapi bermain
  • Konseling hubungan
  • Ceramah motivasi

Kesimpulan

Gangguan psikologis sering kali dianggap sebagai topik yang tabu untuk dibahas. Kebanyakan pasien (dan bahkan orang yang mereka kasihi) menolak untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah ini, yang menyebabkan masalah berkembang menjadi kondisi kronis.

Disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog jika gejala yang dialami ringan. Secara umum, perlu adanya penerimaan bahwa masalah psikologis adalah hal yang normal dan dapat diobati melalui pendekatan yang tepat.

Hubungi Gleneagles Hospital terdekat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang layanan Psikologi.

Referensi:

Spesialisasi Kami

Muat lebih banyak