Semua Tentang Gangguan Makan
Gangguan makan adalah kondisi kesehatan mental serius yang ditandai dengan kebiasaan makan tidak teratur yang dapat
berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental seseorang. Gangguan ini sering kali dikaitkan dengan pola
makan yang tidak sehat, baik melalui asupan makanan yang berlebihan atau terbatas, dan dapat membahayakan jika tanpa
intervensi yang tepat.
Meskipun gangguan makan dapat memengaruhi individu dengan segala usia, gangguan makan paling umum terjadi pada remaja
dan dewasa muda. Dengan pengobatan yang tepat waktu dan efektif, kebanyakan orang dapat pulih dan sehat kembali.
Jenis-jenis Gangguan Makan
- Anoreksia Nervosa: Ditandai dengan pembatasan asupan makanan yang ekstrem, ketakutan yang
intens terhadap kenaikan berat badan, dan persepsi yang menyimpang mengenai citra tubuh, pengidap anoreksia
mungkin menganggap dirinya kelebihan berat badan meskipun berat badannya kurang.
- Bulimia Nervosa: Jenis gangguan makan ini melibatkan episode makan berlebihan yang
berulang-ulang diikuti oleh tindakan kompensasi seperti muntah, olahraga berlebihan, atau penggunaan pencahar.
Pengidap bulimia sering kali memiliki berat badan normal atau hampir normal tetapi mungkin mengkhawatirkan berat
badannya bertambah dan merasa tidak puas dengan tubuhnya.
- Gangguan Makan Berlebihan: Pengidap gangguan makan berlebihan sering kali mengonsumsi makanan
dalam jumlah banyak dengan cepat, sering kali sampai terasa tidak nyaman, tanpa diikuti perilaku kompensasi.
Gangguan ini sering kali menyebabkan penambahan berat badan dan masalah kesehatan terkait.
- Pica: Ditandai dengan konsumsi benda-benda yang bukan makanan secara terus-menerus, seperti
tanah, kapur, atau kertas, selama setidaknya satu bulan. Pica tidak sesuai untuk tahap perkembangan individu.
- Gangguan Ruminasi: Ditandai dengan regurgitasi makanan yang berulang, yang mungkin dikunyah
ulang, ditelan ulang, atau dimuntahkan. Perilaku ini tidak disebabkan oleh kondisi medis apa pun dan biasanya
terjadi secara berkala, beberapa kali dalam seminggu.
- Gangguan Penghindaran/Pembatasan Asupan Makanan (Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder,
ARFID): ARFID melibatkan asupan makanan terbatas atau penghindaran berdasarkan aspek sensorik
makanan, yang sering kali menyebabkan penurunan berat badan, kekurangan gizi, atau masalah sosial. Tidak seperti
anoreksia atau bulimia, gangguan ini tidak melibatkan kekhawatiran terhadap berat badan atau bentuk tubuh.
Faktor Risiko
Gangguan makan muncul dari kombinasi faktor biologis, psikologis, lingkungan, perilaku, dan perkembangan:
- Biologis: Riwayat keluarga dengan gangguan makan, ketidakseimbangan kimia otak tertentu, dan
jenis kelamin perempuan (gangguan makan lebih umum terjadi pada perempuan) merupakan faktor penyebabnya.
- Psikologis: Sifat-sifat seperti perfeksionisme, pandangan negatif terhadap diri sendiri, dan
kondisi kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi dapat meningkatkan risiko.
- Lingkungan: Penekanan sosial dan budaya mengenai tubuh yang kurus, penggambaran media tentang
tubuh yang ideal, dan pengaruh teman sebaya sering kali menjadi faktor yang signifikan.
- Perilaku: Riwayat diet dan melakukan olahraga yang berfokus pada berat badan, seperti senam
atau balet, dapat meningkatkan risiko.
- Dinamika keluarga: Penekanan tentang berat badan, penampilan, dan konflik keluarga dapat
menciptakan lingkungan yang bisa memicu gangguan makan.
- Perkembangan: Pubertas, perubahan tubuh, dan transisi kehidupan yang signifikan, seperti
sekolah baru atau relokasi, dapat meningkatkan kerentanan.
Mengenali Gejala
Tanda-tanda perilaku dan emosi
- Terlalu memikirkan berat badan dan bentuk tubuh
- Menghindari acara sosial yang melibatkan makanan
- Muntah yang dipicu sendiri atau penggunaan pencahar setelah makan
- Olahraga berlebihan
- Perubahan suasana hati, termasuk kecemasan, penarikan diri, atau depresi
Tanda-tanda fisik
- Sering kedinginan, kelelahan, atau pusing
- Sirkulasi darah buruk, sehingga menyebabkan kesemutan pada anggota badan
- Denyut jantung cepat atau pingsan
- Masalah pencernaan, seperti kembung atau sembelit
- Kekurangan atau kelebihan berat badan sesuai usia dan tinggi badan
- Tidak adanya siklus menstruasi atau pubertas yang tertunda
Komplikasi Kesehatan
Pengidap gangguan makan berisiko mengalami konsekuensi kesehatan yang serius, termasuk:
- Osteopenia atau osteoporosis akibat berkurangnya kepadatan tulang
- Atrofi otot dan menurunnya kekuatan fisik di seluruh tubuh
- Rambut dan kuku rapuh.
- Kulit kering dan kekuningan.
- Pertumbuhan rambut halus di seluruh tubuh (lanugo).
- Masalah gastrointestinal seperti sembelit
- Suhu tubuh dan tekanan darah rendah, sehingga sering merasa kedinginan
- Dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan masalah gigi akibat sering muntah
- Potensi serangan jantung atau strok akibat ketidakseimbangan elektrolit yang parah
Diagnosis Gangguan Makan
Diagnosis melibatkan penilaian komprehensif oleh profesional perawatan kesehatan, termasuk:
- Riwayat medis dan pemeriksaan fisik: Diskusi terbuka tentang kebiasaan makan dan pola olahraga
untuk memberikan pemahaman lengkap tentang gejala.
- Evaluasi kesehatan mental: Penilaian suasana hati, kecemasan, dan gejala psikologis lainnya
menggunakan wawancara terstruktur atau kuesioner standar.
- Tes laboratorium: Tes darah atau urine untuk mengeliminasi kemungkinan penyebab gejala lainnya.
- Tes tambahan: Tes tertentu dapat dilakukan untuk mengeliminasi kondisi lain yang dapat
menjelaskan gejala-gejala, seperti gangguan tiroid atau masalah gastrointestinal.
Pendekatan Pengobatan
Pengobatan untuk gangguan makan disesuaikan dengan kebutuhan individu dan sering kali mencakup kombinasi:
- Psikoterapi: Terapi berbasis individu atau kelompok yang membantu individu mengidentifikasi
serta mengubah pikiran, perilaku, dan emosi yang mengganggu. Psikoterapi umumnya difasilitasi oleh profesional
kesehatan mental berlisensi.
- Konseling gizi: Berkoordinasi dengan ahli gizi atau konselor untuk menerapkan pola makan yang
lebih sehat dan membantu menjaga berat badan yang seimbang.
- Obat-obatan: Antidepresan, antipsikotik, atau penstabil suasana hati terkadang digunakan untuk
meringankan gejala gangguan makan dan menangani kecemasan atau depresi yang menyertainya.
Penelitian menunjukkan bahwa program edukasi dapat menurunkan risiko gangguan makan dengan mengatasi faktor-faktor
seperti ketidakpuasan terhadap tubuh, kekaguman yang tidak realistis tentang tubuh yang kurus, dan diet.
Meningkatkan kesadaran terhadap bahaya psikologis dan fisik terkait gangguan makan juga terbukti bermanfaat.
Menjadwalkan Janji Temu di Rumah Sakit Gleneagles
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala gangguan makan, jadwalkan janji temu dengan Rumah Sakit Gleneagles untuk
mendapatkan perawatan oleh profesional yang penuh kasih dan berpengalaman. Tim psikolog dan ahli gizi kami yang berdedikasi
siap untuk mendukung dan mendampingi Anda dalam menjalani pemulihan, dengan menyediakan rencana pengobatan khusus
yang mengutamakan kesehatan mental dan fisik.