Tentang PTSD
Setelah mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis, beberapa orang akan mengalami kondisi kesehatan mental yang
disebut gangguan stres pascatrauma (PTSD). Kesehatan fisik, mental, dan spiritual seseorang dapat sangat terganggu
oleh pengalaman traumatis tersebut.
Mengalami perang, pertempuran militer, kekerasan fisik atau verbal yang sering terjadi, bencana alam seperti
kebakaran, gempa bumi, banjir, atau tornado, kecelakaan mobil, kasus kekerasan seksual, dan meninggalnya orang
terkasih secara tiba-tiba merupakan contoh umum dari kejadian traumatis.
Perbedaan dan persamaan antara trauma dan PTSD
Respons emosional terhadap kejadian atau situasi menyedihkan yang mengganggu rasa aman Anda disebut trauma. Ancaman
langsung terhadap nyawa atau keselamatan seseorang, serta keadaan apa pun yang membuat seseorang merasa tidak
berdaya atau sendirian, merupakan contoh umum situasi traumatis.
Seseorang yang pernah mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis dapat mengalami gangguan stres pascatrauma
(PTSD). Dalam pikiran pengidap PTSD, mereka sering kali menghidupkan kembali kejadian tersebut berulang kali melalui
pikiran yang mengganggu, mimpi, atau kilas balik.
Meskipun menunjukkan gejala serupa, perkembangannya berbeda-beda. PTSD merupakan gangguan kronis yang membuat pasien
terus-menerus mengalami kilas balik dan menghidupkan kembali kejadian traumatis, tetapi kejadian traumatis tersebut
berbasis waktu.
Gejala PTSD
Setelah kejadian traumatis, gejala PTSD biasanya muncul tiga bulan kemudian. Namun, gejala tersebut juga dapat muncul
bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun setelah kejadian.
Kriteria berikut dapat dilihat di Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi Kelima (DSM-5), yang sering
kali digunakan untuk mendiagnosis PTSD:
- Gejala yang muncul kembali (setidaknya satu):
- Kilas balik kejadian traumatis
- Pikiran yang menakutkan
- Mimpi buruk
- Gejala penghindaran (setidaknya satu):
- Menghindari aktivitas, situasi, benda, atau tempat yang mengingatkan kejadian traumatis
- Menghindari perasaan atau pikiran apa pun yang berhubungan dengan pengalaman traumatis
- Gejala gairah dan reaktivitas (setidaknya dua):
- Kesulitan tidur
- Kesulitan konsentrasi
- Mudah terkejut
- Merasa tegang atau ‘gelisah’
- Mudah tersinggung atau marah
- Memiliki perilaku yang sembrono atau menyakiti diri sendiri
- Gejala kognisi dan suasana hati (setidaknya dua):
- Kesulitan mengingat detail penting dari kejadian traumatis
- Merasa takut, marah, bersalah, dan malu
- Perasaan bersalah berlebihan yang ditujukan kepada diri sendiri atau orang lain
- Pikiran negatif tentang diri sendiri atau dunia
- Merasa mati rasa secara emosional
- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai
Sekitar 15% hingga 35% penderita nyeri kronis juga mengalami PTSD, yang sering kali dikaitkan dengan kejadian
traumatis seperti penyerangan, kecelakaan mobil, atau bencana. Dalam kasus semacam itu, mereka mungkin menderita
nyeri kronis dan PTSD, karena nyeri dapat menjadi pengingat trauma yang terus-menerus, sehingga memperparah gejala
PTSD mereka.
Gejala PTSD pada anak-anak dan remaja
Gejala-gejala berikut dapat terlihat pada anak-anak yang lebih muda pengidap PTSD:
- Sulit untuk fokus dan diatur
- Merasa resah dan gelisah
- Memperagakan kejadian traumatis saat bermain
- Terlalu bergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya
- Mengompol setelah belajar menggunakan toilet
- Lupa atau tidak dapat berbicara
Anak-anak dan remaja yang lebih tua sering kali menunjukkan gejala yang serupa dengan orang dewasa. Selain itu,
mereka mungkin mengalami gejala-gejala berikut:
- Perilaku yang mengganggu, tidak sopan, atau membahayakan
- Merasa bersalah karena gagal menghindari cedera atau kematian
- Memikirkan balas dendam
Faktor risiko
Faktor risiko PTSD dapat mencakup:
- Mengalami cedera atau menyaksikan orang lain terluka atau terbunuh.
- Merasa takut, tidak berdaya, atau ngeri.
- Trauma berulang atau berkepanjangan.
- Paparan terhadap kejadian traumatis di masa lalu, terutama yang terjadi pada masa kanak-kanak.
- Mengalami stres tambahan setelah kejadian traumatis, seperti kehilangan pekerjaan, terluka, atau kehilangan
orang yang dicintai.
- Tidak mendapatkan dukungan sosial setelah pengalaman traumatis.
- Memiliki riwayat penyalahgunaan zat atau gangguan mental.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis
PTSD dapat didiagnosis melalui skrining kesehatan mental, pemeriksaan fisik, dan tes darah. Untuk membedakannya dari
reaksi stres normal, yang sering kali hilang tanpa intervensi, gejala harus berlangsung selama lebih dari satu
bulan. Untuk diagnosis, Anda harus menunjukkan semua gejala berikut:
- Setidaknya 1 gejala penghindaran.
- Setidaknya 1 gejala yang muncul kembali.
- Setidaknya 2 gejala gairah dan reaktivitas.
- Setidaknya 2 gejala kognisi dan suasana hati.
Opsi pengobatan
PTSD dapat diobati dengan cara berikut ini:
- Psikoterapi: Terapi Perilaku Koginitif, atau CBT, adalah jenis pengobatan
populer yang membantu pasien dalam memahami dan mengubah pola pikir serta perilaku membahayakan yang terkait
dengan trauma mereka. Terapi pemrosesan kognitif (CPT) dan terapi paparan berkepanjangan (PE) adalah dua teknik
spesifik yang sering digunakan dalam CBT.
- Obat-obatan: Beberapa obat-obatan, misalnya antidepresan seperti selective serotonin reuptake
inhibitor (SSRI) atau serotonin and norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), dapat diresepkan untuk meringankan
gejala PTSD. Selain itu, obat anti-kecemasan juga dapat diresepkan.
Mencegah PTSD
Meskipun kejadian traumatis tidak selalu dapat dihindari, Anda masih dapat mencegah PTSD di kemudian hari dengan
mengambil tindakan pencegahan tertentu:
- Setelah mengalami kejadian traumatis, minta bantuan dari orang lain seperti keluarga dan teman atau kelompok
dukungan.
- Terapkan pendekatan penanganan yang sehat setelah kejadian yang membuat stres.
- Mampu bertindak dan bereaksi dalam situasi yang menakutkan secara efektif.
- Berikan bantuan kepada orang lain, terutama dalam kasus ketika suatu kejadian yang menyedihkan berdampak pada
banyak orang, seperti bencana alam.
- Saat Anda berada dalam bahaya, cobalah untuk merasa positif tentang tindakan Anda.
Buat janji temu di Rumah Sakit Gleneagles
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami PTSD, hubungi tim pakar profesional kesehatan mental di Rumah Sakit
Gleneagles untuk berkonsultasi. Kami menjamin Anda akan mendapatkan perawatan terbaik yang disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik Anda.