Infeksi sendi prostetik

Penggantian sendi adalah prosedur operasi yang aman dan efektif, yang meningkatkan kualitas hidup pasien dengan meringankan gejala, meningkatkan mobilitas, dan memulihkan fungsi sendi.

Alasan paling umum untuk operasi penggantian sendi adalah osteoartritis, suatu kondisi degeneratif yang memengaruhi tulang rawan pada sendi, yang menyebabkan nyeri, kekakuan, dan penurunan mobilitas.

Kondisi lain yang mungkin memerlukan operasi penggantian sendi antara lain artritis reumatoid, cedera atau trauma sendi, dan nekrosis avaskular (hilangnya aliran darah ke tulang).

Sendi prostetik adalah perangkat buatan yang menggantikan sendi yang rusak atau sakit. Ada dua jenis sendi prostetik: penggantian sendi total, yang menggantikan seluruh sendi, dan penggantian sendi sebagian, yang hanya menggantikan bagian sendi yang rusak atau sakit.

Sendi prostetik biasanya dibuat dari bahan logam, plastik, atau keramik dan dirancang untuk menyerupai fungsi sendi alami. Sendi prostetik dipasang ke tulang dengan semen atau alat fiksasi lainnya dan biasanya diharapkan dapat bertahan selama bertahun-tahun, meskipun masa pakai sendi prostetik mungkin bervariasi, tergantung pada beberapa faktor, seperti usia, tingkat aktivitas, dan kesehatan secara keseluruhan.

Sebagian kecil orang yang menggunakan sendi pengganti berisiko mengalami infeksi. Infeksi sendi prostetik adalah infeksi yang terjadi pada penggantian sendi, seperti penggantian pinggul atau lutut. Infeksi jenis ini dapat terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah operasi atau bahkan setelah bertahun-tahun.

Penyebab infeksi sendi prostetik

  1. Kontaminasi bakteri selama operasi: Hal ini bisa disebabkan oleh sterilisasi peralatan yang tidak benar atau teknik pembedahan yang buruk.
  2. Infeksi yang sudah ada sebelumnya: Jika pasien memiliki infeksi yang sudah ada sebelumnya, seperti infeksi saluran kemih, infeksi ini dapat menyebar ke sendi prostetik melalui aliran darah.
  3. Penyembuhan luka yang buruk: Penyembuhan luka yang buruk dapat menciptakan lingkungan yang lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
  4. Immunocompromised: Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita diabetes atau human immunodeficiency virus (HIV), memiliki risiko yang lebih tinggi terkena infeksi sendi prostetik.
  5. Kebersihan mulut yang buruk: Kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri di dalam mulut, yang dapat berpindah ke sendi prostetik melalui aliran darah.
  6. Reaksi benda asing: Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap bahan implan, yang menyebabkan peradangan dan infeksi.
  7. Kelonggaran prostetik: Melonggarnya sendi prostetik dapat menciptakan ruang bagi bakteri untuk tumbuh dan menyebabkan infeksi.

Gejala infeksi sendi prostetik

  • Rasa hangat, nyeri, dan kemerahan di lokasi sayatan
  • Drainase luka
  • Efusi sendi
  • Demam
  • Nyeri sendi yang menetap
  • Kelelahan

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini setelah operasi penggantian sendi, segera hubungi dokter Anda.

Diagnosis infeksi sendi prostetik

Mendiagnosis infeksi sendi prostetik dapat menjadi tantangan, karena gejalanya tidak spesifik dan dapat menyerupai kondisi lain. Pasien dengan tanda dan gejala infeksi yang relevan dan prostesis sendi harus dicurigai mengalami infeksi sendi prostetik.

Dokter Anda akan menanyakan kondisi kesehatan umum dan gejala Anda terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala yang Anda laporkan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

  1. Tes darah: Tes darah dapat membantu menentukan apakah ada infeksi di dalam tubuh. Dokter Anda mungkin akan menganjurkan tes seperti hitung darah lengkap (HDL), laju endap darah (LED), dan kadar protein C-reaktif.
  2. Tes pencitraan: Tes pencitraan seperti sinar-X, magnetic resonance imaging (MRI), dan pemindaian magnetic computed tomography ( (CT) dapat membantu mendeteksi perubahan apa pun pada tulang atau jaringan lunak di sekitar sendi.
  3. Aspirasi dan kultur: Dokter Anda mungkin menggunakan jarum untuk mengambil cairan dari sendi untuk pengujian. Cairan ini kemudian dikultur untuk menentukan apakah ada pertumbuhan bakteri. Kultur positif menunjukkan adanya infeksi.
  4. Biopsi: Pada beberapa kasus, biopsi mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis infeksi sendi prostetik. Dokter Anda mungkin akan mengambil sejumlah kecil sampel jaringan dari sekitar sendi dan mengirimkannya untuk pengujian laboratorium.

Opsi pengobatan untuk infeksi sendi prostetik

Infeksi sendi prostetik bisa sulit diobati karena perkembangan biofilm di dalam sendi. Ketika bakteri menempel pada permukaan padat sendi buatan, maka akan terbentuk biofilm. Biofilm dapat berfungsi sebagai perisai untuk beberapa bakteri, sehingga sulit untuk mendeteksi dan menghancurkan balteri tersebut dengan adanya pertahanan alami dari tubuh atau antibiotik.

Pengobatan infeksi sendi prostetik biasanya melibatkan kombinasi intervensi bedah dan terapi antibiotik.

Intervensi bedah

Pengobatan bedah pada infeksi sendi prostetik melibatkan satu atau beberapa prosedur berikut ini:

  1. Debridemen dan retensi prostesis: Tindakan ini melibatkan pengangkatan jaringan yang terinfeksi di sekitar sendi dan retensi implan sendi yang asli.
  2. Artroplasti reseksi dengan implantasi ulang: Tindakan ini melibatkan pengangkatan implan yang terinfeksi dan menggantinya dengan implan baru.
  3. Fusi atau amputasi: Pada beberapa kasus infeksi parah dan tidak dapat diobati dengan metode lain, fusi sendi atau amputasi mungkin diperlukan.

Terapi antibiotik

Jenis antibiotik dan durasi pengobatan mungkin berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan infeksi, jenis bakteri yang terlibat, dan faktor lainnya. Antibiotik intravena dapat diberikan terlebih dahulu, diikuti dengan antibiotik oral.

Pencegahan infeksi sendi prostetik

Mencegah infeksi sendi prostetik melibatkan kombinasi tindakan sebelum, selama, dan setelah operasi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengurangi risiko infeksi:

  1. Profilaksis antibiotik: Dokter Anda dapat meresepkan antibiotik sebelum dan sesudah operasi untuk membantu mencegah infeksi. Penting untuk meminum antibiotik sesuai dengan apa yang diresepkan dan menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan.
  2. Perawatan pasca operasi: Setelah operasi, penting sekali untuk mengikuti instruksi dokter Anda untuk merawat lokasi sayatan, seperti menjaganya tetap bersih dan kering. Menjaga kebersihan diri dengan baik sangatlah penting untuk mengurangi risiko infeksi. Hindari aktivitas yang dapat membebani sendi.
  3. Tindak lanjut rutin: Janji temu untuk tindak lanjut rutin dengan dokter Anda untuk memantau proses penyembuhan dan mengidentifikasi tanda-tanda infeksi secara dini.

Buat janji temu di Rumah Sakit Gleneagles

Jika Anda mengalami salah satu gejala infeksi sendi prostetik, hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut tentang Layanan Ortopedi kami di Rumah Sakit Gleneagles terdekat.

Rumah Sakit Gleneagles bekerja sama dengan spesialis ortopedi untuk membantu pasien melalui proses diagnosis dan perawatan. Tim tenaga medis multidisiplin yang profesional siap memberikan konsultasi dan perawatan terbaik.