Spesialisasi & Paket
Spesialisasi Medis
Gastroenterologi
Penyebab dan Pengobatan Asam Lambung

Penyebab dan Pengobatan Asam Lambung

gleneagles-acid-reflux

Asam lambung adalah gangguan pencernaan yang umum, yaitu ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan, yaitu saluran dengan lebar 1 inci dan panjang 10 inci yang menghubungkan mulut dan lambung.

Terletak di bagian bawah kerongkongan, terdapat sfingter esofagus bawah, cincin otot yang menghubungkan kerongkongan dan lambung. Ketika Anda menelan, sfingter esofagus bawah akan mengendur dan membuka untuk memasukkan makanan ke lambung, untuk bercampur dengan asam lambung yang membantu proses pencernaan. Setelahnya, sfingter akan kembali menutup untuk mencegah asam lambung dan makanan naik kembali ke kerongkongan.

Naiknya asam lambung sebenarnya cukup lazim terjadi setelah makan besar, dan biasanya terjadi dalam waktu singkat. Walaupun tidak menyebabkan masalah atau komplikasi yang serius, asam lambung yang naik masih dapat merusak esofagus dan memicu beberapa gejala yang menggangu.


Gejala asam lambung

Gejala-gejala refluks asam lambung yang umum terjadi meliputi:

  • Heartburn (sensasi panas di dada)
  • Regurgitasi (sensasi cairan yang naik kembali ke kerongkongan)
  • Kesulitan menelan atau nyeri saat menelan
  • Rasa asam di mulut
  • Mual atau muntah
  • Bau mulut
  • Suara serak
  • Nyeri dada

Terdapat bentuk kondisi asam lambung yang lebih parah yang disebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). GERD adalah masalah pencernaan kronis yang ditandai oleh gejala yang tidak kunjung reda, yang kemudian mempengaruhi kualitas hidup seseorang.


Faktor risiko

Risiko terkena kondisi asam lambung dapat meningkat akibat beberapa faktor, seperti obesitas, kehamilan, menderita kondisi medis lain seperti hernia hiatus - yaitu kondisi ketika bagian atas lambung naik menyembul ke dada Anda, dan sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Faktor gaya hidup, seperti mengonsumsi kafein dan alkohol serta merokok, juga dapat meningkatkan risiko asam lambung naik. Langsung berbaring setelah makan dapat membuat asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan heartburn dan rasa tidak nyaman.


Diagnosis asam lambung

Berdasarkan gejala yang Anda laporkan, dokter Anda dapat mulai melakukan endoskopi saluran pencernaan atas. Metode ini menggunakan endoskop, yaitu selang tipis dan fleksibel dengan kamera, untuk memeriksa kerongkongan dan lapisan lambung. Selama prosedur berlangsung, dokter dapat mengambil sampel biopsi untuk mendeteksi kerusakan atau tanda infeksi.

Studi pemantauan pH esofagus juga dapat dilakukan untuk menentukan seberapa parah kondisi asam lambung. Tes ini terdiri dari penyisipan selang kecil dengan sensor melalui hidung ke kerongkongan, atau penempatan sensor nirkabel selama endoskopi saluran pencernaan atas. Sensor ini tetap berada di tempat selama 24 jam.


Pengobatan asam lambung

Opsi pengobatan yang umum untuk kasus asam lambung yang ringan adalah mengonsumsi antasida, seperti Gaviscon, untuk meringankan gejala sementara karena kemampuannya menetralkan asam lambung. Namun, untuk efek jangka panjang, antagonis reseptor H2, seperti simetidin dan famotidin, dapat diberikan untuk mengurangi produksi asam lambung.

Penghambat Pompa Proton (PPI) adalah opsi paling efektif untuk mengatasi gejala asam lambung yang parah dengan mengurangi jumlah asam lambung. Walaupun dosis PPI yang lebih tinggi membutuhkan resep dokter, beberapa obat ini dijual bebas. Omeprazole dan pantoprazole adalah dua contoh PPI.


Potensi komplikasi

Komplikasi yang menyertai asam lambung biasanya bukan merupakan kondisi yang serius, terutama jika individu ini sudah melakukan pengobatan. Namun, beberapa individu dengan asam lambung yang parah terkadang mengalami komplikasi yang berpotensi berkembang menjadi serius.

Masalah pada gigi

  • Asam lambung yang sering kambuh dapat secara bertahap mengikis enamel gigi.

Masalah paru-paru dan tenggorokan

  • Saat asam lambung naik ke kerongkongan, hal ini dapat menyebabkan peradangan pita suara, nyeri tenggorokan, dan suara serak.
  • Asam lambung juga mungkin terhisap ke paru-paru, menyebabkan gejala pneumonia dan asma, bahkan kerusakan parah pada paru-paru, jika kondisi ini terus berlangsung.

Esofagitis erosif

  • Ini merupakan kondisi ketika asam lambung mengikis lapisan esofagus dan menyebabkan pendarahan akibat erosi atau luka.
  • Pemeriksaan feses dapat membantu mendeteksi pendarahan pada ulkus, bahkan ketika pendarahannya belum tampak jelas.

Penyempitan (striktur) kerongkongan 

  • Kerusakan akibat asam lambung dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut dan menyempitnya kerongkongan.
  • Pembentukan luka yang terus-menerus terjadi pada kerongkongan, yang diikuti proses penyembuhan, akan membentuk jaringan parut, yang kemudian menjadi sumbatan (striktur) yang dapat membuat makanan atau pil tersangkut.

Esofagus Barrett

  • Kondisi ini terjadi ketika jenis sel, yang disebut dengan sel epitel usus, menggantikan sel skuamosa yang biasanya melapisi esofagus bangian bawah.
  • Perubahan ini umumnya terjadi karena luka pada lapisan esofagus yang terjadi berulang kali akibat naiknya asam lambung.
  • Seiring berjalannya waktu, terdapat risiko bahwa sel epitel usus ini dapat berkembang menjadi sel kanker.
  • Individu dengan esofagus Barrett disarankan untuk menjalani endoskopi saluran pencernaan atas secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda awal kanker.

Tips pencegahan

Disarankan menerapkan perubahan gaya hidup dan pola makan untuk menurunkan frekuensi dan tingkat keparahan asam lambung.

Bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan pedas dapat menjadi penyebab utama asam lambung naik, karena makanan pedas mengandung komponen yang disebut kapsaisin. Zat ini membuat sfingter kerongkongan mengendur dan membuat asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Anda sebaiknya menghindari mengonsumsi terlalu banyak makanan pedas jika Anda rentan mengalami asam lambung naik.

Jenis makanan lain yang harus dibatasi atau dihidari termasuk:

  • Cokelat
  • Mint
  • Tomat dan produk berbasis tomat
  • Buah dan jus sitrun
  • Makanan yang digoreng dan berlemak
  • Minuman berkarbonasi
  • Kafein
  • Alkohol

Untuk mencegah makan terlalu banyak, usahakan untuk sering makan dalam porsi kecil sepanjang hari. Untuk meminimalkan gejala asam lambung naik, hindari makan tengah malam dan beri jeda tiga jam antara makanan terakhir Anda dan waktu tidur.

Perubahan gaya hidup yang dapat meredakan gejala asam lambung meliputi: 

  • Menurunkan berat berlebih dan menjaga berat badan yang sehat.
  • Tidur menyamping di sisi kiri untuk mengarahkan asam lambung menjauh dari bagian kanan atas lambung, bagian yang tersambung dengan kerongkongan.
  • Berhenti merokok.
  • Melatih teknik mengurangi stres untuk meredakan stres kronis yang berpotensi meningkatkan risiko asam lambung naik.

Buat janji temu di Rumah Sakit Gleneagles

Untuk pertanyaan atau kekhawatiran mengenai asam lambung, hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini untuk berkonsultasi, atau kunjungi tim dokter spesialis gastroenterologi kami di Rumah Sakit Gleneagles terdekat Anda.

Spesialisasi Kami

Muat lebih banyak