Memahami Prediabetes | Rumah Sakit Gleneagles
Asuhan Pencegahan
Tetap Sehat

Memahami Prediabetes

21 Agustus 2024 · 10 mins read

Topics








Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah melebihi batas normal, tapi belum sampai pada tahap diabetes. Ketahui faktor risiko dan strategi penanganan kondisi ini.

Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah meningkat melebihi batas normal, tapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis diabetes. Tahap ini adalah ambang kritis antara kadar gula darah normal dan dimulainya diabetes tipe 2. Orang dewasa dengan prediabetes umumnya tidak menunjukkan gejala, walaupun mencatatkan kadar gula darah tinggi.

Penyebab prediabetes

Hiperglikemia mendorong sel beta pankreas untuk memproduksi dan mengeluarkan lebih banyak hormon insulin. Seiring waktu, terus terpapar kadar insulin yang tinggi akan menurunkan efektivitas reseptor insulin, yang berfungsi untuk memasukkan glukosa ke dalam sel.

Ketika reseptor ini tidak berfungsi dengan benar, hiperglikemia akan memburuk, sehingga menimbulkan gangguan metabolisme dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.

Pada kasus prediabetes, kondisi ini belum terlalu serius, namun menandai awal dari penurunan kemampuan metabolisme yang berpotensi membahayakan jiwa. Kadar gula darah normal umumnya berkisar antara 70-99 mg/dL (3.9-5.5 mmol/L), namun pada kasus prediabetes, kadar gula darahnya mencapai kisaran 110-125 mg/dL (5.6-6.9 mmol/L). Walaupun kadar gula darah tinggi, kondisi ini tidak langsung dapat didiagnosis sebagai diabetes, sehingga membuat banyak orang tidak menyadari bahwa mereka dalam tahap prediabetes.

Prediabetes adalah tanda peringatan yang krusial, mengindikasikan bahwa Anda harus segera mengambil tindakan dan keputusan yang matang. Walaupun tampak samar, fase ini memberikan kesempatan berharga untuk memulai intervensi medis dan perubahan gaya hidup, yang dapat mencegah kondisi memburuk menjadi diabetes.

Tanda dan gejala diabetes

Kebanyakan penderita prediabetes tidak menunjukkan gejala. Namun, pada sebagian kecil kasus, gejala yang muncul meliputi meningkatnya nafsu makan, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan, kenaikan Indeks Massa Tubuh (BMI), lemas atau kelelahan, berkeringat, pandangan mengabur, luka atau memar yang sulit sembuh, dan infeksi kulit atau pendarahan gusi yang berulang.

Faktor risiko prediabetes

Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi:

  • Riwayat keluarga (orang tua atau saudara kandung dengan diabetes)
  • Usia
  • Etnis

Faktor risiko yang dapat diubah mencakup:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Gaya hidup sedenter atau kurang beraktivitas fisik
  • Kondisi kesehatan yang sudah diderita, seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Riwayat diabetes gestasional (saat kehamilan)

Diagnosis prediabetes

Prediabetes dapat dideteksi dengan tiga metode pengujian:

Tes Tujuan Hasil
HbA1C Mengukur rerata kadar gula darah dalam 2-3 bulan terakhir
  • HbA1c Normal: kurang dari 5,7%
  • HbA1c Prediabetes: 5,7%–6,4%
  • HbA1c Diabetes: 6,5% atau lebih tinggi
Tes glukosa darah puasa Umumnya dilakukan pada pagi hari setelah berpuasa 8 jam dan mengukur kadar gula darah
 
  • Kadar gula darah normal: 3.9 – 5.5mmol/L
  • Kadar gula darah prediabetes: 5.6 – 6.9 mmol/L
  • Kadar gula darah diabetes: 7mmol/L or higher
Tes toleransi glukosa oral Mengukur gula darah sebelum dan dua jam setelah mengonsumsi minuman mengandung gula
 
  • Normal: kurang dari 7.8 mmol/L
  • Prediabetes: 7.8 mmol/L - 11.0 mmol/L
  • Diabetes: 11.0 mmol/L atau lebih tinggi

Pengobatan dan penanganan prediabetes

Penelitian menunjukkan bahwa prediabetes diasosiasikan dengan risiko kematian dan risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi, dengan tambahan 7,36 kasus kematian dan 8,75 kasus penyakit jantung pada 10.000 orang per tahun selama 6,6 tahun.

Hal ini menekankan pentingnya tidak meremehkan prediabetes, karena faktor risikonya dapat berdampak signifikan pada hidup seseorang. Diabetes dapat mempengaruhi semua organ penting di tubuh, menyebabkan komplikasi serius dan kerusakan saraf, bahkan berpotensi berujung pada amputasi.

Kabar baiknya adalah perubahan gaya hidup dapat secara efektif mencegah diabetes. Kondisi prediabetes umumnya dapat kembali normal dengan perubahan gaya hidup dan intervensi yang tepat, sehingga kemunculan diabetes dapat diperlambat. Pasien prediabetes dapat menurunkan kadar gula darah mereka ke rentang normal, menurunkan risiko kondisi memburuk menjadi diabetes tipe 2.

Perubahan gaya hidup, seperti memperbaiki kebiasaan makan, mengelola berat badan, dan memperbanyak aktivitas fisik, dapat secara signifikan menurunkan risiko resistensi insulin atau prediabetes. Untuk memulainya, cobalah buat perubahan sebagai berikut:

  • Perbanyak berolahraga fisik (≥150 menit/minggu)
  • Latih untuk mengurangi kalori dengan memilih diet yang lebih sehat
  • Turunkan berat badan 5-10%
  • Berhenti atau kurangi merokok
  • Kelola stres

Pada beberapa kasus, obat-obatan seperti Metformin dapat disarankan untuk membantu menangani prediabetes.

Pencegahan prediabetes

Strategi tiga langkah untuk pencegahan prediabetes meliputi penurunan berat badan, lebih banyak berolahraga fisik, dan makan lebih sehat. Dengan menerapkan kebiasaan tersebut pada rutinitas harian Anda, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena prediabetes dan meningkatkan kesehatan secara umum.

Buat janji temu di Rumah Sakit Gleneagles

Kelola kesehatan Anda dengan perubahan gaya hidup yang kecil namun berdampak besar. Baik itu dengan mindful eating, berolahraga rutin, atau kunjungan medis berkala, setiap langkah yang Anda ambil hari ini adalah investasi untuk kesejahteraan Anda di masa depan. Ini juga bukan hanya tentang pencegahan diabetes, namun juga memupuk kehidupan yang sehat dan penuh semangat.

Hubungi kami untuk membuat janji temu untuk menjalani tes skrining diabetes, atau kunjungi Rumah Sakit Gleneagles terdekat Anda untuk jadwal konsultasi.


Suggested Artikel