Topics
Hot flashes saat menopause adalah sensasi panas dan berkeringat yang tiba-tiba dan intens, kerap kali disertai dengan detak jantung yang cepat dan kulit memerah, umumnya dialami pada masa menopause.
Penyebab Hot Flashes Saat Menopause
Saat menopause, tubuh wanita secara alami memproduksi lebih sedikit hormon estrogen saat menopause. Hal ini kemudian mempengaruhi hipotalamu, yaitu bagian otak yang mengatur suhu tubuh. Hipotalamus kemudian menjadi sensitif dan keliru menganggap bahwa suhu tubuh terlalu tinggi, sehingga berujung pada hot flashes.
Durasi Hot Flashes
Hot flashes dapat mulai muncul saat perimenopause (periode sebelum menopause) atau saat menopause, (tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut).
Hot flashes dapat berbeda-beda dalam intensitasnya, mulai dari ringan (merasa panas tanpa berkeringat) hingga sedang (merasa panas dan berkeringat, namun normal) atau berat (merasa panas dan berkeringat dengan intens, sehingga terpaksa berhenti beraktivitas).
Beberapa wanita dapat merasakan hot flashes yang ringan, yang berlangsung selama 30 detik, sedangkan yang lain dapat mengalami hot flashes selama lebih dari 5 menit yang dapat terasa berat; atau bahkan dapat menyebabkan menggigil dan detak jantung yang cepat. Ketika episode ini muncul di malam hari, kondisi itu disebut night sweats atau keringat malam.
Durasi rata-rata hot flashes yang dialami wanita menopause dapat berkisar antara 4 dan 10 tahun, atau dapat terus berlanjut hingga wanita berusia 60 dan 70-an.
Pemicu Hot Flashes
Pemicu hot flashes dapat berbeda-beda antarwanita. Umumnya, meliputi alkohol, minuman berkafein, suhu yang hangat, ruang dengan ventilasi udara yang buruk, mengonsumsi makanan yang panas atau pedas, merokok, dan merasa stres atau cemas.
Dengan mengeidentifikasi dan menghindari pemicu-pemicunya, risiko hot flashes dapat dikurangi.
Hot flashes adalah gejala umum menopause. Namun, jika kondisi ini mulai mengganggu kehidupan Anda sehari-hari, carilah bantuan medis.
Hot flashes yang parah dan sering muncul, terutama pada malam hari, dapat mengurangi kualitas tidur dan menyebabkan kurang tidur, sehingga membuat Anda berisiko kelelahan, mengalami perubahan suasana hati, dan kondisi kesehatan lainnya.
Penanganan dan Pengelolaan Hot Flashes
Penanganan dan pengelolaan hot flashes meliputi:
- Obat-obatan non-hormonal: Antidepresan (selective serotonin reuptake inhibitors – SSRIs), obat-obatan antikejang (gabapentin), dan Obat-obatan penurun tekanan darah, (klonidin).
- Terapi hormon: Hormon estrogen, dan terkadang progestin, dapat diresepkan untuk meredakan gejala. Kombinasi estrogen dan progesteron atau progestin sintentis alternatif umumnya disarankan untuk memitigasi potensi risiko kanker uterus (rahim) dan payudara yang diasosiasikan dengan penggunaan hormon estrogen saja.
- Berat badan sehat: Terapkan aktivitas fisik untuk menjaga berat badan sehat dan mengurangi frekuensi serta intensitas hot flashes. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat keparahan dan munculnya hot flashes lebih tinggi pada wanita dengan kelebihan berat badan.
- Tetap terhidrasi: Minum cukup air dapat membantu mengatur suhu tubuh dan mengurangi frekuensi hot flashes.
- Berhenti merokok: Merokok dikaitkan dengan meningkatnya tingkat keparahan hot flashes serta gejala menopause lainnya.
- Lingkungan yang sejuk: Menjaga lingkungan rumah tetap sejuk dan menggunakan bahan yang memiliki sirkulasi udara yang baik untuk mengatur suhu tubuh Anda saat hot flash.
- Relaksasi: Teknik relaksasi, seperti bernapas, meditasi, yoga, dan mindfulness, dapat mengurangi stres dan munculnya hot flashes.
Buat Janji Temu di Rumah Sakit Gleneagles
Hot flashes adalah gejala umum yang dialami oleh banyak wanita, terutama pada saat transisi menuju masa menopause. Kelola pemicunya, terapkan gaya hidup sehat, dan diskusikan opsi pengobatan dengan dokter Anda.
Hubungi kami untuk membuat janji temu dengan tim dokter spesialis ginekologi kami hari ini, atau ketahui lebih lanjut mengenai Layanan Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Gleneagles terdekat Anda.