Memahami Induksi Persalinan | Rumah Sakit Gleneagles
Click to know more!
Asuhan Pencegahan
Kesehatan Wanita

Memahami Induksi Persalinan

06 Juni 2024 · 4 mins read

Topics






Induksi persalinan merupakan prosedur medis untuk merangsang kontraksi sebelum persalinan alami dimulai secara spontan. Pelajari proses dan keadaan-keadaan ketika prosedur ini harus dilakukan.

Alasan Dilakukannya Induksi Persalinan

Induksi persalinan, sering disingkat induksi, adalah tindakan medis yang merangsang kontraksi rahim secara manual sebelum persalinan alami dimulai secara spontan.

Banyak yang bertanya apakah sebaiknya melakukan induksi atau menunggu persalinan alami secara spontan. Alasan dan keputusan untuk melakukan induksi persalinan dapat berbeda-beda, dan dibuat berdasarkan asesmen dan pemantauan yang cermat serta mempertimbangkan kondisi kehamilan tiap individu. Faktor-faktor, seperti kesehatan ibu dan janin, usia kehamilan, dan kondisi medis yang menyertainya akan menjadi bahan pertimbangan.

Kehamilan umumnya berlangsung sekitar 40 minggu. Salah satu alasan dilakukannya induksi persalinan adalah jika kehamilan telah melewati hari perkiraan lahir, atau dengan kata lain, "lewat HPL." Induksi persalinan dapat disarankan jika kehamilan Anda sudah menginjak usia 41 minggu atau lebih tanpa tanda-tanda akan melahirkan, dan persalinan spontan tidak kunjung dimulai. Usia kehamilan yang lebih panjang dapat meningkatkan risiko lahir mati atau komplikasi kesehatan pada bayi.

Ketika kantung ketuban robek ("ketuban pecah"), namun tidak disertai kontraksi, maka diperlukan induksi persalinan untuk mengurangi risiko infeksi pada ibu dan janin. Jika bayi Anda lahir sebelum kehamilan menginjak usia 37 minggu, bayi dapat terpapar risiko komplikasi yang terkait dengan kelahiran prematur. Pada kasus ketika kantung ketuban pecah sebelum minggu ke-34, induksi hanya disarankan jika faktor lain yang relevan menunjukkan bahwa prosedur tersebut adalah tindakan terbaik untuk Anda dan bayi Anda.

Induksi juga dapat disarankan jika ibu atau janin memiliki kondisi medis yang menempatkan mereka dalam bahaya jika kehamilan diteruskan. Kondisi medis tersebut meliputi diabetes gestasional, preeklamsia, gangguan plasenta, atau masalah kesehatan tertentu pada janin.

Metode Induksi Persalinan

Terdapat beberapa metode yang digunakan oleh tenaga kesehatan profesional untuk menginduksi persalinan, tergantung pada kondisi dan pertimbangan faktor kesehatan tiap individu.

  • Membrane sweeping (cervical sweep): Metode ini adalah prosedur standar yang meliputi gerakan menyapu dengan menggunakan jari untuk memisahkan kantung ketuban dari serviks. Gerakan ini merangsang pelepasan hormon, terutama prostaglandin, yang memainkan peran penting dalam melunakkan dan menipiskan jaringan serviks. Ketika serviks bersiap untuk proses persalinan, terjadilah cervical effacement (penipisan) dan dilatasi (pembukaan), sehingga memungkinkan proses persalinan dimulai.
  • Amniotomi: Ini adalah istilah medis untuk merobek kantung ketuban, yang menyelimuti bayi dalam kandungan. Metode ini sering disebut "memecahkan air ketuban." Prosedur ini dilakukan di area yang steril oleh para tenaga kesehatan profesional dalam fase aktif persalinan. Ketika kantung ketuban dipecahkan, kontraksi rahim akan berlangsung lebih cepat, sehingga berpotensi mengurangi durasi persalinan.
  • Obat prostaglandin sintetis: Prostaglandin dapat diberikan lewat vagina untuk membantu serviks menipis dan terbuka, sehingga membuat serviks lebih reseptif terhadap kontraksi. Metode ini digunakan ketika serviks belum "matang" atau siap untuk persalinan.
  • Hormon oksitosin sintetis: Pemberian hormon oksitosin sintetis dilakukan lewat infus untuk memperkuat dan mengontrol kontraksi rahim ketika proses persalinan berlangsung lambat. Dengan begitu, persalinan dapat diinduksi dengan cepat, sehingga memungkinkan persalinan lewat vagina.
  • Induksi balon atau balon kateter: Tenaga kesehatan profesional dapat memilih untuk menggunakan induksi balon atau balon kateter untuk induksi alih-alih metode obat-obatan, karena lebih mudah disiapkan dan mengandung risiko yang lebih rendah, termasuk hiperstimulasi uterus. 

Nyeri yang dirasakan saat persalinan terinduksi dapat berbeda-beda pada setiap roang, namun umumnya lebih berat dibandingkan persalinan spontan. Opsi penanganan rasa nyeri, seperti epidural dan obat pereda nyeri lewat infus, dapat disediakan untuk menangani ketidaknyamanan selama persalinan.

Lama waktu yang dibutuhkan untuk melahirkan setelah proses induksi berbeda-beda, tergantung pada respon individu terhadap proses induksi, metode yang digunakan, dan kematangan serviks. Beberapa wanita dapat melahirkan beberapa jam setelah induksi, namun yang lain dapat memakan waktu hingga lebih dari satu hari.

Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa proses induksi kelahiran berusia 39 minggu pada wanita berusia 40 tahun atau lebih dapat mengurangi risiko lahir mati. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk menentukan metode yang paling tepat untuk kehamilan dan preferensi metode persalinan Anda.

Risiko Terkait Induksi Persalinan

Aman atau tidaknya induksi persalinan sebagian besar bergantung pada kondisi-kondisi tertentu dan metode yang digunakan. Walaupun induksi persalinan umumnya merupakan tindakan yang aman, terdapat beberapa risiko yang umum diasosiasikan dengan metode ini, seperti hiperstimulasi uterus, janin stres, infeksi, dan meningkatnya risiko persalinan lewat operasi caesar.

Namun, induksi umumnya disarankan sebelum operasi caesar, karena metode ini lebih tidak invasif dan dikaitkan dengan lebih sedikit kasus komplikasi. Namun, pilihan antara induksi dan operasi caesar bergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan ibu dan bayi.

Diskusikan masalah dan kekhawatiran Anda dengan tenaga kesehatan Anda; mereka akan menimbang antara potensi risiko dan manfaat bagi Anda dan bayi Anda.

Tips untuk Menginduksi Persalinan Secara Alami

Jika Anda tertarik pada metode alami untuk mempercepat persalinan, konsultasikan dengan tenaga kesehatan Anda untuk memastikan bahwa metode tersebut aman dan tepat untuk situasi Anda. Beberapa cara alami yang dapat dipertimbangkan meliputi:

  • Berenang: Berenang adalah olahraga yang dapat memperkuat tubuh untuk menghadapi proses persalinan.
  • Olahraga dengan gym ball: Olahraga ringan pada gym ball dapat membantu menyiapkan posisi janin untuk persalinan, meringankan rasa nyeri saat persalinan, dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi untuk menjalani persalinan spontan lewat vagina.
  • Mengeluarkan kolostrum: Rangsangan lembut pada payudara untuk mengeluarkan kolostrum (cairan sebelum ASI) dapat merangsang kontraksi. Namun, metode ini hanya boleh dilakukan dengan panduan dari tenaga kesehatan profesional.
  • Stimulasi puting: Rangsangan lembut pada puting dapat menstimulasi pelepasan oksitosin, hormon yang berfungsi untuk memicu kontraksi. Namun, penting untuk melakukannya dengan hati-hati untuk menghindari overstimulasi.

Buat Janji Temu di Rumah Sakit Gleneagles

Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran mengenai induksi persalinan, konsultasikan dengan tim tenaga medis Anda untuk membuat keputusan yang matang mengenai kehamilan dan proses persalinan Anda.

Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini dan berkonsultasi dengan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi kami, atau ketahui lebih lanjut mengenai Layanan Obstetri dan Ginekologi kami di Rumah Sakit Gleneagles terdekat.


Suggested Artikel