Topics
Tekanan darah dikontrol oleh berbagai sistem dalam tubuh, termasuk organ, hormon, dan saraf. Misalnya, sistem saraf otonom akan mengeluarkan sinyal "lawan-atau-lari" yang mendorong jantung dan sistem lain dalam tubuh untuk meningkatkan atau menurunkan tekanan darah, tergantung dari situasinya.
Mengukur tekanan darah
Tekanan darah mengukur tekanan dari darah pada dinding pembuluh arteri Anda, yang membawa darah dari jantung menuju ke seluruh bagian tubuh.
Untuk mengukur tekanan darah, dokter atau perawat akan menggunakan alat yang disebut sfigmomanometer. Perangkat ini dilengkapi manset yang bisa menggembung dan alat pengukur dengan skala air raksa. Manset akan dipasang di lengan atas dan digembungkan sementara untuk menghambat aliran darah, kemudian perlahan dikempiskan.
Selagi dikempiskan, tenaga kesehatan profesional akan memantau alat ukur air raksa dan mendengarkan arteri pada lengan Anda menggunakan stetoskop. Mereka akan mencatat tekanan sistolik (tekanan saat jantung berdenyut) ketika pertama kali mendengar detak jantung Anda, serta tekanan diastolik (tekanan saat jantung beristirahat di antara denyut jantung) ketika detaknya tidak terdengar.
Anda dapat pula menggunakan sfigmomanometer digital, yang secara otomatis mengukur denyut nadi dan tekanan darah menggunakan sensor elektronik.
Setelah mengukur tekanan darah Anda, mereka akan memberikan dua angka: pertama, sistolik, lalu diastolik.
- Angka pertama, atau angka di bagian atas (sistolik): Mengindikasikan tekanan ketika jantung berkontraksi.
- Angka kedua, atau angka di bagian bawah (diastolik): Mengindikasikan tekanan ketika jantung diisi kembali oleh darah.
Hasil pemeriksaan tekanan darah dihitung dalam milimeter air raksa (mmHg). Misalnya, jika tekanan sistolik Anda 120 mmHg, dan tekanan diastolik Anda 80 mmHg, maka tekanan darah Anda adalah 120-80, atau lebih umum ditulis 120/80 mmHg.
Memahami hasil pemeriksaan tekanan darah
Kondisi | Hasil pemeriksaan tekanan darah |
---|---|
Tekanan darah ideal (normal) |
|
Tekanan darah rendah (hipotensi) |
|
Tekanan darah tinggi |
|
Hipertensi (tekanan darah tinggi) tingkat I |
|
Hipertensi (tekanan darah tinggi) tingkat II |
|
Krisis hipertensi |
|
Anda mungkin penasaran yang mana yang lebih mengkhawatirkan, tekanan darah rendah atau tinggi. Sebagian besar tenaga kesehatan profesional hanya akan menganggap tekanan darah rendah kronis sebagai situasi berbahaya jika terkait dengan tanda dan gejala yang jelas.
Sementara itu, tekanan darah tinggi , sering disebut “pembunuh senyap,” biasanya tidak memiliki gejala yang teridentifikasi jelas, tapi berpotensi mengancam kesehatan jika tidak ditangani dengan tepat.
Tekanan darah rendah (hipotensi)
Hipotensi, istilah medis tekanan darah rendah, terjadi ketika darah mengalir lewat pembuluh darah dengan tekanan di bawah rata-rata. Tekanan darah rendah adalah ketika hasil pemeriksaan menunjukkan angka di bawah 90/60 mmHg.
Penyebab |
|
Gejala-gejala | Tekanan darah rendah (hipotensi) sering kali tidak bergejala, dan biasanya tidak membutuhkan pengobatan jika tidak menunjukkan gejala. Namun, hal ini terkadang dapat menyebabkan kurangnya aliran darah menuju organ vital, menimbulkan gejala-gejala, seperti pusing, kebingungan, rasa ingin pingsan, kelelahan, pandangan kabur, sakit kepala, pusing, dan palpitasi jantung. Hipotensi postural atau ortostatik, jenis tekanan darah rendah yang terjadi ketika terdapat pergerakan tiba-tiba, dapat menyebabkan pusing atau rasa ingin pingsan ketika berganti posisi, misalnya tiba-tiba berdiri. Gejala ini umumnya mereda dalam beberapa menit, namun lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, sehingga meningkatkan risiko untuk jatuh. Anda harus berkonsultasi dengan dokter jika Anda terus-menerus mengalami gejala tekanan darah rendah, seperti pusing dan rasa ingin pingsan. |
Diagnosis dan Pengobatan |
Tekanan darah rendah umumnya didiagnosis lewat riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan terkadang, tes tambahan. Jika penyebab tekanan darah rendah sudah diketahui, dokter Anda akan menyarankan pengobatan yang sesuai:
|
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Hipertensi, atau istilah medis tekanan darah tinggi, terjadi ketika tekanan dari aliran darah di dinding arteri terlalu kencang, sehingga mengharuskan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Komplikasi | Jika tidak ditangani, hipertensi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, misalnya strok, serangan jantung, angina, penyakit arteri perifer, penyakit atau gagal ginjal, kehilangan penglihatan, dan disfungsi seksual. |
Perawatan |
Jika Anda memiliki tekanan darah yang tinggi, dokter Anda dapat menyarankan mengubah gaya hidup Anda:
Namun, jika tekanan darah Anda selalu berada di atas 140/90 mmHg (atau 135/85mmHg saat diukur di rumah), dan Anda memiliki risiko masalah kesehatan lain yang juga tinggi, Anda akan disarankan mengonsumsi obat-obatan, selain perubahan gaya hidup, untuk menurunkan tekanan darah Anda. Jika tekanan darah Anda selalu perada di atas 160/100 mmHg, obat-obatan juga akan diberikan, selain perubahan gaya hidup. Obat-obatan tersebut meliputi penghambat Enzim Konversi Angiotensin (ACE), Penyekat Reseptor Angiotensin-2 (ARB), penghalang saluran kalsium, diuretik, dan penghambat beta. Ikuti jadwal konsumsi obat sesuai resep, karena dosis yang terlewat dapat mengurangi efektivitasnya. Mungkin Anda diharuskan mengonsumsi obat-obatan tekanan darah dalam jangka panjang. Namun, dokter Anda dapat mempertimbangkan untuk mengurangi atau menghentikan pengobatan jika tekanan darah Anda terjaga cukup stabil dalam beberapa tahun. |
Mengukur tekanan darah di rumah
Alat pengukur tekanan darah untuk penggunaan pribadi kini sudah tersedia. Jika Anda memiliki hipertensi, pantau tekanan darah secara berkala sebagaimana rekomendasi dokter Anda. Selain itu, jika Anda memiliki faktor risiko hipertensi atau penyakit kardiovaskular, seperti obesitas, diabetes, atau riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi, Anda juga disarankan memantau tekanan darah Anda.
Untuk menjaga konsistensi, ukur tekanan darah pada waktu yang sama setiap hari, misalnya di pagi dan malam hari. Ukur tekanan darah setiap hari, mulai dari dua minggu setelah adanya perubahan pengobatan, dan teruskan sepanjang minggu sebelum kunjungan Anda selanjutnya.
Untuk memastikan hasil yang akurat saat menggunakan alat pengukur tekanan darah di rumah, ikuti langkah-langkah berikut:
Langkah 1: Hindari merokok, mengonsumsi minuman berkafein, atau berolahraga, setidaknya 30 menit sebelum pengukuran. Buang air kecil dan kosongkan kandung kemih Anda, dan beristirahatlah dahulu, setidaknya selama 5 menit.
Langkah 2: Duduk tegap dengan topangan, pastikan kaki Anda menyentuh tanah dan tidak menyilangkan kaki. Posisikan lengan pada permukaan yang rata, seperti di atas meja, agar manset berada sejajar dengan jantung. Pastikan bagian bawah manset sesuai dengan lekukan siku Anda.
Langkah 3: Ikuti instruksi yang terdapat pada alat pengukur tekanan darah Anda untuk panduan posisi dan penggunaan alat yang benar. Jika dibutuhkan, minta dokter Anda mencontohkan bagaimana menggunakan alat pengukur tersebut.
Langkah 4: Untuk memastikan akurasinya, ukur tekanan darah dua kali dengan jarak satu menit, dan catat hasilnya.
Langkah 5: Pastikan manset dipasang menyentuh kulit Anda alih-alih tertutup baju untuk mendapatkan pengukuran yang presisi.
Buat janji temu di Rumah Sakit Gleneagles
Kontrol tekanan darah Anda mulai hari ini. Monitor secara berkala, terapkan gaya hidup sehat, dan bekerja sama dengan dokter Anda untuk mengatasi hipertensi secara efektif. Langkah proaktif Anda dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko komplikasi.
Tim dokter spesialis kardiologi yang ahli dan berdedikasi di Rumah Sakit Gleneagles siap memberikan konsultasi guna menyediakan perawatan dan dukungan yang terbaik. Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini jika Anda memiliki kehawatiran atau pertanyaan mengenai tekanan darah tinggi atau rendah.