Topics
Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) adalah kondisi jangka panjang yang menyerang usus besar (kolon). Kondisi ini memiliki gejala seperti nyeri perut, pola buang air besar yang tidak teratur (diare atau sembelit), kembung, dan gas berlebih.
Penyebab pasti IBS masih belum diketahui, namun kondisi ini diyakini muncul akibat kombinasi berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri di sistem pencernaan, intoleransi makanan tertentu, atau mengalami peristiwa hidup yang membuat Anda stres.
Gejala IBS
Gejala IBS dapat berbeda-beda pada tiap individu, mulai dari gejala ringan hingga berat. Gejala-gejala yang biasanya muncul adalah nyeri atau kram perut, kembung, gas berlebih, diare, sembelit, diare dan sembelit yang bergantian, serta adanya lendir (mukus) pada tinja.
Diet yang Sesuai untuk IBS
Menerapkan diet yang tepat adalah langkah penting untuk mengatasi gejala IBS. Beberapa metode terkait pola makan terbukti efektif menanganinya.
- Diet rendah FODMAP
FODMAP adalah singkatan dari Fermentable Oligosaccharides (Oligosakarida Fermentasi), Disaccharides (Disakarida), Monosaccharides (Monosakarida), dan Polyols (Poliol). Kelompok tersebut adalah jenis karbohidrat yang dapat memicu gejala IBS pada beberapa individu.
FODMAP sulit dicerna oleh usus halus, sehingga meningkatkan produksi cairan dan gas di kolon karena proses fermentasi oleh bakteri. Hal ini menimbulkan kembung dan perubahan lama waktu pencernaan, yang kemudian menyebabkan produksi gas berlebih, rasa nyeri, dan diare.
Sudah terbukti bahwa mengurangi asupan FODMAP dapat membantu meringankan gejala-gejala tersebut.
Makanan rendah FODMAP, yang sering disebut opsi rendah karbohidrat, meliputi:
Kategori
Opsi rendah FODMAP
Sayur-sayuran
Wortel, mentimun, selada, daun bawang, rebung, pakcoi, parsnip, kentang, turnip
Buah
Pisang, bluberi, kiwi, stroberi, jeruk, limau gedang, lemon, jeruk nipis, melon hijau, melon kuning
Susu
Susu bebas laktosa, susu almond, susu beras, santan, yogurt bebas laktosa, keju feta, keju brie
Protein
Ayam, daging sapi, daging babi, ikan, tahu, telur
Biji-bijian
Oat, quinoa, pasta bebas gluten, tepung beras, beras putih, tepung jagung
Kacang dan biji-bijian
Kacang badam/almond, kacang tanah, kacang macadamia, kacang kenari, kacang pinus/tusam (masing-masing 10-15 buah)
Diet rendah FODMAP terdiri dari tiga tahap:
- Menghindari makanan dengan kandungan FODMAP yang tinggi.
- Pengenalan kembali makanan tersebut secara bertahap untuk mengidentifikasi pemicu kondisi.
- Eliminasi atau pengurangan porsi makanan tersebut, sambil tetap menjaga diet yang bervariasi.
Tergantung pada tingkat toleransi tiap individu, terdapat beberapa makanan tinggi protein yang memiliki kandungan FODMAP yang tinggi, yang mungkin dapat memicu IBS dan menyebabkan sembelit atau diare. Oleh karena itu, sebaiknya Anda konsisten dalam mengatur asupan protein yang seimbang. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dietisien untuk menentukan sumber protein terbaik untuk mengatasi kondisi IBS Anda.
- Diet tinggi serat
Serat berguna untuk mengatasi IBS, terutama untuk meringankan sembelit. Serat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu serat yang larut dalam air (kacang-kacangan, buah-buahan, dan oat) dan serat yang tidak larut dalam air (biji-bijian utuh dan sayur-sayuran).
Diet di kawasan Asia, terutama di pedesaan, sering kali mengandung lebih banyak serat dibandingkan diet di negara Barat, yang kemudian dapat menjelaskan perbedaan prevalensi IBS di kedua daerah tersebut. Secara bertahap meningkatkan asupan serat 2-3 gram per hari dapat meringankan gejala IBS.
- Diet bebas gluten
Diet bebas gluten berarti tidak mengonsumsi gandum, jelai, dan gandum hitam, dan sangat cocok bagi individu dengan IBS yang juga memiliki intoleransi gluten.
Makanan yang Harus Dihindari oleh Penderita IBS
Beberapa makanan dapat memperburuk gejala IBS, dan harus dibatasi atau dihindari.
Kategori | Contoh |
Laktosa | Susu sapi, yogurt, es krim, keju cottage, keju ricotta |
Fruktosa | Apel, pir, persik, semangka, mangga, sirup jagung fruktosa tinggi, madu |
Fruktan | Bawang bombay, bawang putih, brokoli, asparagus, articok, kubis Brussel, bit, gandum, gandum hitam, inulin |
Galakto-oligosakarida (GOS) | Lentil, kacang arab, kacang merah, produk kacang kedelai |
Poliol | Apel, arbei hitam, aprikot, ceri, pir, nektarin, persik, prem, semangka, kembang kol, jamur, produk bebas gula yang mengandung sorbitol atau manitol |
Karena tiap orang dapat memiliki pemicu yang berbeda, membuat jurnal makanan dapat membantu mengidentifikasi tingkat sensitivitas individu.
Strategi Lain untuk Menangani IBS
Walaupun IBS tidak bisa disembuhkan, kondisi ini dapat diatasi lewat berbagai pendekatan. Penting untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk merancang metode yang dipersonalisasi yang akan mengatasi gejala IBS Anda.
- Beraktivitas fisik secara rutin dapat membantu memperbaiki pencernaan dan mengurangi stres, yang akan berguna dalam penanganan IBS.
- Teknik mengelola stres, seperti teknik pernapasan dalam dan meditasi, dapat membantu mengurangi stres, yang diketahui dapat memicu IBS.
- Tetap terhidrasi dengan meminum cukup air adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan pencernaan.
- Konsumsi makanan dalam porsi yang lebih kecil, namun lebih sering, juga dapat mengurangi beban kerja sistem pencernaan.
- Beberapa jenis probiotik dapat membantu meringankan gejala IBS, terutama pada kasus yang disertai diare. Berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional untuk menentukan opsi terbaik bagi kondisi Anda.
Buat Janji Temu di Rumah Sakit Gleneagles
Jika Anda mengalami gejala IBS, Anda dapat meminta saran dari salah satu anggota dari tim ahli gastroenterologi kami. Tim di Rumah Sakit Gleneagles siap untuk memberikan perawatan yang ahli serta merancang rencana pengobatan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Hubungi kami hari ini untuk membuat janji temu. Baik itu kondisi IBS maupun masalah pencernaan lain, kami siap sedia untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan Anda.