Kanker Kolorektal (Kanker Usus Besar)
Kanker kolorektal adalah penyakit yang menyerang usus besar dan rektum, yaitu ketika sel-sel di salah satu organ tersebut tumbuh di luar kendali. Terkadang penyakit ini disebut kanker usus besar.
Kanker kolorektal adalah penyakit yang paling sering ditemukan di pria Malaysia (menyerang 15 dari 100.000 pria) dan penyakit kedua paling sering ditemukan di wanita Malaysia (menyerang 11,1 dari 100.000 wanita). Kanker ini juga merupakan penyebab kematian akibat kanker paling tinggi ketiga di Malaysia.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi, namun perubahan yang paling fatal terjadi pada asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid/DNA) sel kita. Perubahan atau mutasi DNA dapat menyebabkan sel-sel tumbuh di luar kendali, dan ekspresi atau penekanan ekspresi gen tertentu dapat berujung pada pembentukan tumor.
- Usia lanjut (usia 50 tahun ke atas)
- Adanya polip di dalam usus besar
- Riwayat kanker kolorektal dalam keluarga: Anda lebih mungkin terjangkit kanker usus besar jika Anda memliki keluarga sedarah yang menderita penyakit tersebut
- Perokok: Perokok memiliki risiko terkena kanker usus besar yang lebih tinggi. Berhenti merokok untuk mengurangi risiko terkena kanker usus besar.
- Riwayat terkena kanker, misalnya kanker kolorektal
- Mengidap kolitis ulseratif atau Penyakit Crohn (peradangan pada usus besar)
- Diet yang tidak sehat, yang tinggi lemak, daging merah, dan makanan olahan, serta rendah asupan buah-buahan dan sayur-mayur (serat): Orang-orang dengan konsumsi serat yang rendah memiliki risiko terserang kanker usus besar yang lebih tinggi
- Diabetes
- Obesitas
Kanker kolorektal tahap dini mungkin tidak menunjukkan gejala, dan bisa diidentifikasi melalui pemeriksaan aktif untuk kanker kolorektal.
Tanda-tanda dan gejala-gejala kanker kolorektal adalah:
- Terdapat darah dalam feses
- Perubahan dalam kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit)
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
- Nyeri perut
- Muntah
- Merasa usus Anda tidak sepenuhnya kosong
- Merasa lelah
- Sering merasa nyeri akibat gas tertahan atau kram, merasa perut penuh atau kembung
- Kolonoskopi
- Biopsi
- Uji pencitraan: sinar-X, pemindaian tomografi terkomputasi (computed tomography (CT) scan), pemindaian pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging (MRI) scan), dan pemindaian tomografi emisi positron (positron emission tomography (PET) scan)
- Tes darah: hitung darah lengkap, uji penanda tumor, dan tes kadar enzim hati
Pelajari lebih lanjut mengenai berbagai jenis prosedur skrining dan diagnostik yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker kolorektal (usus besar).
- Pembedahan - sebagian besar kanker kolorektal harus diangkat dengan pembedahan:
- Stadium awal: pendekatan laparoskopi (pembedahan lubang kunci) atau polipektomi (pengangkatan polip saat kolonoskopi)
- Stadium lanjut: Bedah terbuka untuk mengangkat kanker dan jaringan usus besar di sekitarnya, serta nodus (kelenjar) limfa
- Kemoterapi
- Tergantung pada stadium kanker, pasien mungkin memerlukan kemoradioterapi sebelum atau setelah operasi.
- Pembedahan, digabungkan dengan kemoradioterapi yang tepat, memungkinkan tingkat kesembuhan lebih dari 90% untuk penyakit stadium satu. Pasien kanker kolorektal stadium lanjut dan pasien yang kambuh dapat diobati dengan kemoterapi panas selama pembedahan, yaitu suatu prosedur yang disebut Hyperthermic Intraperitoneal Chemotherapy
- Terapi radiasi (sinar X berenergi tinggi)
- Imunoterapi
- Terapi obat target
Pelajari lebih lanjut mengenai berbagai jenis teknologi pengobatan untuk mengobati kanker kolorektal (usus besar).
Anda dapat membantu mencegah kanker kolorektal dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan sehat berikut:
- Konsumsi diet sehat yang seimbang; kaya serat dengan mengutamakan konsumsi buah dan sayur, serta biji-bijian utuh.
- Hindari daging merah dan makanan olahan serta konsumsi daging panggang atau barbeku yang berlebih.
- Hindari gaya hidup sedenter dengan berolahraga secara rutin. Melakukan aktivitas fisik secara rutin dapat mengurangi risiko terkena kanker usus besar.
- Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Berhenti merokok dan batasi jumlah alkohol yang Anda konsumsi dapat mengurangi risiko terkena kanker usus besar.
- Menjaga berat badan sehat.
- Melakukan uji pemeriksaan saat dibutuhkan.
Disarankan untuk individu dengan risiko kanker usus besar sedang untuk memulai melakukan skrining kanker usus besar pada usia sekitar 45 tahun. Namun, mereka yang memiliki risiko lebih tinggi, misalnya mereka yang memiliki riwayat kanker usus besar di keluarganya, harus mempertimbangkan untuk melakukan skrining lebih awal.
Uji skrining dapat mendeteksi polip prakanker, memungkinkan polip tersebut diangkat sebelum berkembang menjadi kanker. Uji skrining kanker kolorektal dapat mendeteksi kanker lebih awal, tahapan saat terapi bekerja paling efektif.
Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah prosedur yang sangat efektif untuk skrining, mendiagnosis, dan mencegah kanker kolorektal. Prosedur ini dilakukan dengan pemberian obat penenang dan melibatkan dokter yang akan melakukan pemeriksaan usus besar secara keseluruhan.
Jika menemukan polip prakanker, polip bisa diangkat saat kolonoskopi, sehingga mencegah polip berkembang menjadi kanker.
Tes darah samar feses imunokimia (immunochemical faecal occult blood test/iFOBT)
iFOBT merupakan pengujian laboratorium yang bisa mengidentifikasi darah dalam feses yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Feses diambil di rumah dan dikirimkan ke lab. Individu berusia 50 tahun ke atas disarankan untuk melakukan iFOBT sekali dalam setahun.
Jika Anda mendeteksi perubahan di kebiasaan buang air besar Anda, atau jika Anda memliki gejala kanker kolorektal (usus besar), hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Layanan Onkologi kami di Gleneagles Hospital terdekat.
Gleneagles Hospital bekerja sama dengan dokter spesialis onkologi untuk membantu pasien dalam menjalani pengobatan kanker. Tim tenaga medis profesional multidisiplin selalu tersedia untuk memberikan konsultasi dan perawatan terbaik.