Kanker Payudara | Gleneagles Hospital Penang

Kanker Payudara



Payudara tersusun dari jaringan berserat (atau jaringan ikat), kelenjar (jaringan yang memproduksi susu), dan jaringan lemak. Kanker payudara adalah kanker yang menyerang jaringan payudara. Kanker ini berasal dari pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada sel-sel payudara.

Kanker payudara dapat dikelompokkan dalam beberapa cara. Seringkali, kanker payudara dikelompokkan berdasarkan asalnya, dan apakah kankernya menjalar dari area tersebut.

Untuk prediksi prognosis dan rencana pengobatan pasien, kanker payudara telah dikelompokkan secara medis berdasarkan:

  • Ukuran tumor (T)
  • Kondisi nodus limfa (N)
  • Metastasis (M)

Kanker payudara juga dibagi menjadi beberapa subtipe molekular berdasarkan karakteristik biologis sel tumor, yaitu:

  • Reseptor Estrogen (ER)
  • Reseptor Progesteron (PR)
  • Reseptor Faktor Pertumbuhan Epidermal Manusia Tipe II (HER-2)

Karakteristik biologis sel-sel tumor juga sudah termasuk bahan evaluasi medis untuk pemilihan terapi target.

Jenis kanker payudara

1. Kanker payudara non-invasif

Kanker payudara non-invasif bermula dari sel-sel saluran susu atau lobulus, dan berkembang hanya di lokasi tersebut.

  • Karsinoma duktal in situ (DCIS): Sel-sel abnormal yang terletak pada lapisan saluran ASI. Sel-sel tak wajar ini belum menyebar dari saluran ke jaringan payudara sekitarnya.
  • Karsinoma lobular in situ (LCIS): Sebuah kondisi yang ditandai dengan kehadiran sel-sel abnormal pada lobulus payudara. Sel-sel yak wajar ini juga belum menyebar dari lobulus ke jaringan payudara sekitarnya.
2. Kanker payudara invasif

Kanker payudara invasif bermula dari sel-sel saluran susu atau lobulus, namun ia tidak berdiam di area asalnya. Kanker ini menyebar dan menyerang jaringan sekitarnya.

  • Karsnoma duktal invasif (IDC): Sel kanker abnormal yang mulai terbentuk di saluran ASI telah menyebar dari saluran tersebut ke bagian lain dari jaringan payudara.
  • Karsinoma lobular invasif (ILC): Bermula di lobulus (kelenjar susu) pada payudara, kemudian menyebar ke jaringan sehat di sekitarnya. Kanker ini kemudian dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui darah dan sistem limfatik.
3. Kanker payudara tripel negatif

Kanker payudara tripel negatid (TNBC) adalah jenis kanker yang ditandai dengan absennya tiga reseptor sel kanker payudara (Reseptor Estrogen, Reseptor Progesteron, dan Reseptor Faktor Pertumbuhan Epidermal Manusia Tipe II atau HER-2).

TNBC mencakup sekitar 10% dari kasus kanker payudara di seluruh dunia. 70% sisanya adalah kanker payudara reseptor hormon positif, sementara 20%-nya adalah kanker payudara HER-2 positif.

TNBC dianggap sebagai jenis kanker payudara yang sulit diobati, karena sel-sel kanker bermetastasi lebih mudah ke organ lainnya.

Apa pria bisa terkena kanker payudara?

Walaupun jarang, pria bisa dan terbukti mengidap kanker payudara. Payudara pria tidak sepenuhnya berkembang seperti milik wanita, namun mereka tetap memiliki jaringan payudara.

Jenis kanker payudara yang paling umum diderita pria adalah:

  • Karsinoma duktal invasif (IDC): Sel-sel kanker tumbuh di luar saluran susu dan menyerang jaringan payudara lain, juga menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lain
  • Karsinoma lobular invasif (ILC): Sel-sel kanker menyebar dari lobulus ke jaringan payudara di sekitarnya, bahkan ke bagian tubuh lain
  • Karsinoma duktal in situ (DCIS): Sel-sel kanker terpusat pada lapisan saluran susu dan belum bermetastasis ke jaringan lain di payudara

Tanda dan gejala kanker payudara

Gejala kanker payudara dapat terlihat berbeda, dan beberapa jenis kanker payudara mungkin tidak memiliki gejala yang tampak jelas.

Beberapa tanda kanker payudara adalah:

  • Terbentuk benjolan di payudara atau ketiak
  • Penebalan atau pembengkakan sebagian payudara
  • Perubahan pada ukuran, bentuk, atau penampilan payudara
  • Iritasi atau melesaknya kulit payudara
  • Kemerahan atau sisik pada puting atau kulit payudara
  • Cairan yang keluar dari puting selain ASI, misalnya darah
  • Nyari pada puting atau puting melesak ke dalam

Patut diingat bahwa gejala-gejala ini dapat terjadi pada masalah kesehatan lain yang bukan kanker. Jika Anda memiliki salah satu tanda atau gejala yang membuat Anda cemas, pastikan Anda segera menghubungi dokter Anda.

Faktor risiko kanker payudara

  • Wanita
  • Riwayat kanker payudara dalam keluarga
  • Pembawa gen BCRA (terkait dengan kanker payudara yang diwariskan)
  • Pasien dengan riwayat kanker payudara
  • Terdapat benjolan di payudara, misalnya hiperplasia atipikal atau karsinoma in situ
  • Kehamilan terlambat, atau tidak memiliki anak (tidak pernah hamil)
  • Penggunaan terapi pengganti hormon
  • Konsumsi alkohol dan rokok
  • Usia lanjut
  • Paparan radiasi (dari pengobatan terapi radiasi)
  • Sindrom Klinefelter
  • Mulai menstruasi pada usia lebih muda
  • Mengalami menopause pada usia lebih lanjut
  • Kelebihan berat badan & obesitas

Wanita dengan payudara lebih padat memiliki lebih banyak jaringan berserat dan kelenjar, serta lebih sedikit jaringan lemak pada payudaranya. Mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan mereka dengan payudara yang memiliki jaringan lemak tinggi, dan risiko ini meningkat seiring kepadatan payudara.

Kanker payudara tripel negatif (TNBC) menyerang wanita yang usianya relatif muda (30-40an). Di sisi lain, pembawa mutasi gen kanker payudara 1 dan 2 (BRCA 1 and BRCA 2) juga lebih rentan terkena TNBC. Sekitar 70% pasien dengan mutasi gen BRCA terkena TNBC.

Diagnosis kanker payudara

  • Tes darah
  • Pemeriksaan payudara
  • Biopsi jaringan
  • Tes pencitraan:
    • Ultrasonogrfi (USG) payudara
    • Mamografi (sinar-X payudara)
    • Pencitraan resonansi magnetik (Magnetic Resonance Imaging/MRI) payudara
    • Pemindaian Tomografi Emisi Positron (PET)

Pelajari lebih lanjut mengenai berbagai jenis prosedur skrining dan diagnostik yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker payudara.

Opsi pengobatan kanker payudara

Pengobatan kanker payudara bergantung pada seberapa besar tumor dan sejauh mana ia telah menyebar. Pengobatannya meliputi:

  • Pembedahan payudara:
    • Lumpektomi (pengangkatan sebagian jaringan payudara)
    • Mastektomi (pengangkatan seluruh payudara)
    • Pembedahan nodus limfa aksilar (pengangkatan nodus limfa dari ketiak)
  • Kemoterapi
  • Radioterapi
  • Terapi hormon
  • Terapi target
  • Imunoterapi

Pengobatan untuk kanker payudara tripel negatif (TNBC)

Kanker payudara tripel negatif sudah dikenal sebagai kanker payudara yang sulit diobati. Sejak dahulu, pasien dengan TNBC bermetastasis hanya dapat diobati dengan kemoterapi tradisional. Namun, efeknya tidak signifikan.

Sel-sel tumor dapat bersembunyi dengan baik dalam tubuh manusia. Maka, kemoterapi tradisional membunuh semua sel, sehat maupun rusak. Kini, kombinasi imunoterapi dan kemoterapi dilakukan untuk meningkatkan tingkat kesembuhan pasien dengan TNBC yang bermetastasis sekalgus mengurangi risiko kanker berkembang.

1. Kemoterapi vs imunoterapi

Pertama, kemoterapi akan membersihkan permukaan tumor, mengangkat lapisan pertahanan terhadap imun dan membukanya, sehingga membantu sel-sel imun tubuh untuk mengenali sel-sel kanker dan menyerangnya.

Namun, pasien TNBC harus memenuhi satu syarat untuk imunoterapi: sel tumor harus mengandung lebih dari 1% ligan PD-L1 agar imunoterapi berjalan efektif.

  • PD-L1 adalah protein pada permukaan sel yang memungkinkan sistem imun manusia untuk mengenali sel tersebut sebagai benda wajar, bukan benda asing.
  • Ketika sel T pada sistem imun manusia menemukan benda asing, mereka akan menyerangnya.
  • Namun, sel-sel tumor juga memiliki PD-L1 pada permukaannya, dan dapat mengikat diri pada reseptor PD-1 pada sel T, sehingga sel T salah mengenalinya sebagai benda wajar.
  • Dengan demikian, sel T tidak memberikan sinyal untuk menyerang, sehingga sel tumor lolos dari serangan.

Obat imunoterapi, Atezolizumab, secara spesifik, melekat pada PD-L1 untuk membatasi ikatannya dengan reseptor PD-1. Obat tersebut mengaktivasi sistem imun pasien sendiri untuk mengenali dan menyerang sel-sel tumor.

2. Efek samping kemoterapi tradisional vs imunoterapi

Imunoterapi memiliki lebih sedikit efek samping dari terapi target dan kemoterapi. Namun, imunoterapi harus dikombinasikan dengan kemoterapi. Maka, pasien mungkin masih mengalami efek samping umum dari kemoterapi, seperti kerontokan rambut, mual, hilang nafsu makan, dan kelelahan.

Efek samping imunoterapi umumnya lebih ringan dari terapi target dan kemoterapi. Namun, imunologi cukup rumit, karena respon sistem imun tiap pasien akan berbeda. Imunoterapi masih dapat menimbulkan beberapa efek samping atau peradangan akibat masalah imun, seperti demam, asma, batuk, atau pneumonia, dll. Hal ini terjadi karena pada proses stimulasi sistem imun agar mengenali sel tumor, respon sistem imun akan lebih aktif, bahkan menyerang sel-sel sehat jika tidak dikendalikan.

Sekarang, imunoterapi diterapkan lewat suntikan intravena. Pasien tidak perlu dirawat inap, namun jumlah kunjungan ke rumah sakit akan meningkat. Walaupun imunoterapi tidak sepenuhnya menyembuhan kanker, metode ini dapat meningkatkan tingkat kesembuhan. Oleh karena itu, pasien dengan kanker payudara tripel negatif tidak perlu berkecil hati. Selama masih ada secercah harapan, mereka sebaiknya bekerja sama dengan aktif dalam perawatannya, serta pada saat yang bersamaan, menantikan terapi atau obat yang lebih efektif di masa depan.

Pelajari lebih lanjut mengenai berbagai jenis teknologi pengobatan untuk menangani kanker payudara.

Pencegahan kanker payudara

Kami sangat merekomendasikan menerapkan semua gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker payudara:

  • Menjaga berat badan yang sehat
  • Aktif bergerak
  • Memilih diet yang seimbang, sehat, dan kaya nutrisi
  • Hindari atau berhenti merokok
  • Hindari atau batasi konsumsi alkohol
  • Batasi terapi hormon pascamenopause

Deteksi untuk Melindungi!

Deteksi dini adalah kunci. Pemeriksaan payudara sendiri dan mamografi secara berkala dapat membantu mendeteksi kanker payudara pada stadium awal. Mendeteksi kanker payudara sebelum ia menyebar memberikan Anda peluang paling tinggi untuk tetap sehat dan bebas dari kanker untuk beberapa tahun ke depan.

1. Pemeriksaan payudara sendiri

Para wanita sebaiknya melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara berkala sejak usia 20 tahun. Pelajari dari perawat atau dokter Anda cara yang tepat untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Jika Anda mendeteksi benjolan pada payudara Anda, konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana memeriksa payudara sendiri

  1. Perhatikan jika ada perubahan ukuran, bentuk, warna, dan tekstur kulit serta puting Anda
  2. Rasakan payudara Anda saat berbaring dan / atau saat sedang mandi
  3. Untuk mengecek payudara sebelah kiri, angkat tangan kiri, dan gunakan ujung jari tangan kanan Anda untuk membuat gerakan kecil secara memutar
  4. Tekan dengan lembut namun pasti. Pastikan untuk memeriksa keseluruhan payudara dan ketiak secara sistematis. Rasakan perubahan dan benjolan yang tidak biasa. Tekan lembut puting dan perhatikan apakah ada cairan yang keluar. Ulangi pemeriksaan pada payudara kanan Anda.
2. Pemeriksaan payudara klinis

Jika Anda merasakan benjolan di payudara Anda, atau jika Anda merasa tidak yakin dengan hal tersebut, hubungi dokter Anda untuk melakukan pemeriksaan payudara klinis.

3. Mamografi

Mamografi adalah pemeriksaan sinar-X pada payudara. Metode ini dapat mendeteksi kanker payudara hingga dua tahun sebelum tumor tersebut dapat dirasakan oleh Anda atau dokter Anda. Disarankan untuk melakukan mamografi tiap tahun setelah menginjak usia 40 ke atas.

Bagaimana mamografi dapat mendeteksi kanker payudara?

  • Mamografi dapat mendeteksi lesi payudara pada tahap awal yang berukuran kurang dari 1 cm.
  • Memiliki kemungkinan lebih baik untuk menjalani pembedahan untuk menyelamatkan payudara.
  • Tingkat kesembuhan umumnya lebih tinggi.
4. Ultrasonografi (USG)

USG payudara menghasilkan citra bagian dalam payudara menggunakan gelombang suara dan pantulannya. Metode ini dapat mendeteksi perubahan payudara yang lebih sulit diobservasi pada mamografi, seperti kista berisi cairan.

Bagaimana USG mendeteksi kanker payudara?

  • USG digunakan untuk membedakan tumor padat dari massa berisi cairan, seperti kista, yang umumnya bukan merupakan kanker.
  • Metode ini juga dapat digunakan untuk mengarahkan jarum biopsi ke area payudara agar sel-sel dapat diangkat dan diperiksa untuk kanker.
5. Biopsi

Biopsi payudara dapat dibutuhkan jika gejala atau hasil tes pencitraan (seperti mamografi) mengindikasikan kemungkinan adanya kanker payudara. Dalam proses biopsi, sampel kecil jaringan payudara diambil dari area terduga kanker untuk diperiksa di laboratorium.

Bagaimana biopsi dapat mendeteksi kanker payudara?

  • Biopsi memungkinkan sampel jaringan payudara diperiksa untuk menemukan sel-sel kanker.
  • Metode ini adalah satu-satunya cara yang pasti untuk mendiagnosis kanker.

Buat janji temu di Gleneagles Hospitals

Diagnosis kanker payudara memang terasa rumit. Namun, kabar baiknya adalah pengobatan kini tersedia, dan tingkat keberhasilan pemulihan telah meningkat di tahun-tahun terakhir.

Jika Anda atau seseorang di keluarga Anda mengalami gejala kanker payudara, hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Layanan Onkologi kami di Gleneagles Hospital terdekat.

Gleneagles Hospital bekerja sama dengan dokter spesialis onkologi untuk membantu pasien dalam menjalani pengobatan kanker. Tim tenaga medis profesional multidisiplin selalu tersedia untuk memberikan konsultasi dan perawatan terbaik.

Loading...

Wait a minute

Loading...

Wait a minute