Konjungtivitis, istilah medis untuk mata merah, terjadi ketika konjungtiva mengalami peradangan atau terinfeksi. Konjungtiva adalah selaput bening yang menutupi bagian putih dari bola mata dan bagian dalam dari kelopak mata.
Gejala mata merah mungkin terlihat mirip dengan masalah medis lain; oleh karena itu, Anda sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang akurat:
Bakteri, virus, dan alergen adalah penyebab konjungtivitis yang paling umum. Penyebab konjungtivitis yang kurang umum termasuk iritan seperti memakai lensa kontak, terpapar bahan kimia, benda asing di dalam mata seperti bulu mata, polusi, jamur, amuba, dan parasit.
Jika bayi baru lahir dicurigai mengalami konjungtivitis, segera upayakan pertolongan medis. Bayi baru lahir yang mengalami mata merah bisa mengeluarkan air mata dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah lahir, dengan kelopak mata yang bengkak, merah, dan nyeri.
Mengidentifikasi penyebab bayi baru lahir mengalami mata merah sulit dilakukan karena gejala tersebut mirip dengan tiap penyebab yang memungkinkan, seperti saluran air mata bayi yang tersumbat, iritasi akibat antimikrobal topikal yang diberikan setelah lahir, atau infeksi yang ditularkan oleh ibu kepada bayi saat melahirkan.
Ibu yang tidak menunjukkan gejala pada saat melahirkan bisa membawa dan menularkan bakteri atau virus kepada bayi baru lahir saat melahirkan.
Virus dan bakteri tertentu sangat menular dan bisa menyebar ke orang-orang. Penularan bisa terjadi melalui kontak langsung dengan menyentuh atau berjabat tangan, kontak dengan cairan batuk atau bersin, menyentuh mata dengan tangan yang terkontaminasi bakteri atau virus, dan menggunakan benda yang terkontaminasi seperti handuk, kain lap, atau alat rias mata.
Diagnosis konjungtivitis biasanya dilakukan dengan menggunakan kombinasi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan kadang-kadang tes tambahan.
Selama pemeriksaan fisik, dokter Anda akan memeriksa mata Anda, kelopak mata, dan area di sekitarnya menggunakan instrumen bercahaya. Pemeriksaan ini menilai tingkat pembengkakan dan kemerahan di dalam dan di sekitar mata, serta meneliti tipe dan jumlah kotoran (bening, kuning, atau hijau) dari mata Anda.
Tes tambahan meliputi usap mata, yaitu mengambil sampel kotoran mata untuk diteliti di dalam laboratorium, untuk menentukan penyebab spesifik, seperti bakteri atau virus. Fluorescein staining juga dapat dilakukan, yaitu mengoleskan pewarna pada mata untuk memeriksa abrasi kornea atau cedera lain. Tes darah juga bisa dilakukan dalam beberapa kasus yang jarang untuk menentukan infeksi atau kondisi sistemis.
Perawatan konjungtivitis tergantung pada penyebabnya dulu, apakah bakteri, virus, alergi, atau iritan.
Tipe konjungtivitis | Bagaimana cara penanganannya |
Konjungtivitis iritan |
|
Konjungtivitis virus | Karena konjungtivitis virus biasanya sembuh sendiri, perawatan biasanya bertujuan untuk meringankan gejala.
|
Konjungtivitis alergi |
|
Konjungtivitis bakteri |
|
Namun, jika gejalanya serius dan tidak membaik dengan obat yang dijual bebas, atau jika Anda mengalami sakit yang parah, masalah penglihatan atau sensitivitas terhadap cahaya, segera upayakan pertolongan medis.
Jika Anda berada dalam jarak dekat dengan seseorang yang mengalami konjungtivitis, Anda bisa mengambil langkah-langkah ini untuk mengurangi risiko terkena infeksi:
Pastikan Anda mengupayakan pertolongan medis dari dokter Anda jika mengalami gejala konjungtivitis. Tim pakar yang terdiri dari dokter spesialis oftalmologi yang penuh dedikasi di Rumah Sakit Gleneagles tersedia untuk konsultasi dalam menyediakan perawatan dan bantuan terbaik.
Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan mengenai konjungtivitis atau mata merah. Kami memastikan Anda mendapatkan perawatan terbaik yang memungkinkan sesuai dengan kebutuhan Anda secara spesifik.
Wait a minute