Bedah Laparoskopi

Laparoscopic-Surgery-1

Bedah laparoskopi, juga dikenal sebagai laparoskopi, adalah jenis prosedur pembedahan yang memungkinkan dokter bedah mengakses bagian dalam abdomen (perut) dan panggul tanpa memerlukan sayatan besar pada kulit. Pembedahan ini juga dikenal sebagai pembedahan invasif minimal atau operasi lubang kunci

Tabung kecil yang dilengkapi dengan sebuah lampu dan kamera mentransmisikan gambar bagian dalam perut atau panggul ke monitor televisi.

Laparoskopi umumnya digunakan dalam spesialisasi medis berikut ini:

  • Ginekologi: Bedah laparoskopi dilakukan sebagai pengobatan untuk gangguan yang memengaruhi sistem reproduksi wanita, yang meliputi tuba falopi, rahim, dan indung telur.
  • Gastroenterologi: Bedah laparoskopi dilakukan sebagai perawatan untuk gangguan yang memengaruhi sistem pencernaan, yang meliputi pankreas, hati, lambung, kandung empedu, usus besar, dan usus kecil.
  • Urologi: Pembedahan laparoskopi dilakukan sebagai pengobatan untuk gangguan yang memengaruhi sistem saluran kemih, meliputi ginjal, kandung kemih, ureter, dan uretra.

Pembedahan yang dapat dilakukan secara laparoskopi

Bedah laparoskopi menjadi pendekatan yang lebih disukai untuk sebagian besar pembedahan karena hasil akhir yang lebih baik bagi pasien. Sebagai contoh:

  • Kolesistektomi atau operasi pengangkatan kandung empedu
  • Operasi usus buntu atau operasi pengangkatan usus buntu
  • Operasi kolektomi atau operasi reseksi usus
  • Operasi perbaikan hernia
  • Nefrektomi atau pengangkatan sebagian atau seluruh ginjal
  • Histerektomi atau operasi pengangkatan rahim
  • Ooforektomi atau pengangkatan salah satu atau kedua indung telur
  • Perawatan untuk kehamilan ektopik
  • Pengangkatan fibroid
  • Pengangkatan organ yang terkena kanker

Keuntungan dari laparoskopi

Ada banyak keuntungan bedah laparoskopi dibandingkan bedah konvensional, antara lain sebagai berikut:

  • Bekas luka luar yang lebih kecil
  • Invasif minimal
  • Rasa sakit yang lebih kecil
  • Kehilangan darah yang minimal
  • Berkurangnya risiko infeksi
  • Durasi rawat inap yang lebih singkat
  • Pemulihan yang lebih cepat

Komplikasi laparoskopi

Laparoskopi adalah prosedur aman yang sering dilakukan dengan insiden komplikasi serius yang rendah.

Komplikasi ringan:

  • Memar atau perdarahan ringan dari lokasi sayatan
  • Infeksi
  • Mual dan muntah

Komplikasi serius:

  • Kerusakan organ (usus atau kandung kemih) yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi organ
  • Kerusakan pada arteri utama
  • Gelembung udara yang masuk ke dalam arteri dan vena Anda akibat penggunaan karbon dioksida
  • Reaksi alergi terhadap anestesi umum

Komplikasi serius mungkin memerlukan pembedahan lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini.

Prosedur operasi laparoskopi

Laparoskopi adalah prosedur bedah invasif minimal yang biasanya dilakukan dengan anestesi umum. Oleh karena itu, Anda tidak akan sadarkan diri selama pembedahan. Sebagian besar pasien diperbolehkan pulang ke rumah pada hari yang sama setelah operasi atau keesokan harinya.

Sebelum operasi laparoskopi

Sebagian besar operasi laparoskopi mengharuskan Anda untuk tidak makan atau minum apa pun selama 6 hingga 12 jam sebelum operasi. Untuk mencegah perdarahan berlebihan selama prosedur, obat pengencer darah (antikoagulan) seperti warfarin atau aspirin mungkin perlu dihentikan selama beberapa hari sebelum pembedahan. Anda mungkin juga diminta untuk tidak merokok selama beberapa hari sebelum operasi, karena merokok dapat menunda pemulihan pasca operasi dan meningkatkan kemungkinan komplikasi seperti infeksi.

Selama operasi laparoskopi

Selama laparoskopi, dokter bedah membuat sayatan kecil (insisi ) sekitar 1 hingga 1,5 cm, biasanya di dekat pusar (umbilikus). Melalui sayatan ini, sebuah tabung dimasukkan, dan gas karbon dioksida dipompa melalui tabung tersebut untuk mengembangkan perut Anda. Dengan menggembungkan perut, dokter bedah dapat melihat organ-organ tubuh Anda dengan lebih jelas dan memiliki ruang yang lebih besar untuk bekerja. Tabung ini kemudian digunakan untuk memasukkan laparoskop. Di ruang operasi, laparoskop akan meneruskan gambar ke monitor televisi sehingga dokter bedah dapat melihat lebih jelas lokasi operasi.

Sayatan perut lebih lanjut akan diperlukan jika laparoskopi digunakan untuk melakukan prosedur pembedahan, seperti pengangkatan usus buntu. Dokter bedah akan memasukkan instrumen bedah kecil melalui sayatan ini dan memandu instrumen tersebut ke lokasi yang tepat dengan menggunakan gambar dari laparoskop. Instrumen tersebut kemudian dapat digunakan untuk melakukan pembedahan yang diperlukan. Setelah pembedahan, karbon dioksida dikeluarkan dari perut, sayatan ditutup dengan jahitan atau klip, dan dipasang perban.

Setelah operasi laparoskopi

Anda mungkin merasa mengantuk dan bingung saat pulih dari efek anestesi yang diberikan selama laparoskopi. Sebagian orang mengalami mual dan muntah. Ini adalah efek samping yang umum dari anestesi dan akan hilang dengan cepat. Seorang perawat akan mengobservasi Anda selama beberapa jam hingga Anda sepenuhnya sadar dan dapat makan, minum, dan buang air kecil.

Sebelum meninggalkan rumah sakit, Anda akan diajari cara membersihkan luka. Anda juga akan diberi tahu kapan harus kembali untuk kunjungan tindak lanjut atau melepas jahitan. Selama beberapa hari setelah prosedur, Anda mungkin mengalami nyeri dan ketidaknyamanan di lokasi sayatan, dan jika menggunakan selang pernapasan, Anda mungkin mengalami sakit tenggorokan. Dokter Anda mungkin akan meresepkan analgesik (obat penghilang rasa sakit) untuk meringankan nyeri.

Karena gas digunakan untuk menggembungkan perut, sebagian gas dapat tertinggal di dalam perut dan menyebabkan kembung, kram, atau nyeri bahu karena mengiritasi diafragma (otot yang Anda gunakan untuk bernapas), yang kemudian mengiritasi ujung saraf di bahu.

Gejala-gejala tersebut tidak berbahaya dan akan mereda dalam satu atau dua hari setelah tubuh menyerap gas yang tersisa.

Anda mungkin akan merasa lebih lelah dalam beberapa hari atau minggu setelah operasi. Ingatlah untuk beristirahat dan tidur siang secara teratur. Periode pemulihan berbeda-beda untuk setiap orang. Bicaralah dengan dokter Anda untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih setelah prosedur Anda.

Perkembangan laparoskopi di masa depan

Saat ini, banyak rumah sakit yang menggunakan robot untuk membantu melakukan prosedur dan ini dikenal sebagai laparoskopi robotik. Di ruang operasi, dokter bedah mengendalikan lengan robot yang dilengkapi dengan kamera khusus dan instrumen bedah selama laparoskopi robotik melalui konsol.

Sistem robotik ini memberikan penglihatan 3D yang lebih baik dan rentang gerak yang lebih luas untuk instrumen yang dioperasikan di dalam tubuh. Dokter bedah dapat melakukan prosedur yang rumit dengan presisi yang lebih tinggi dan melalui sayatan yang lebih kecil dengan menggunakan laparoskopi robotik.

Dibandingkan dengan laparoskopi tradisional atau bedah terbuka, laparoskopi robotik memiliki waktu pemulihan yang lebih singkat dan mengurangi risiko komplikasi.

Buat janji temu di Rumah Sakit Gleneagles

Tim profesional kesehatan multidisiplin kami yang penuh perhatian siap memberikan konsultasi dan perawatan terbaik. Hubungi kami di Rumah Sakit Gleneagles terdekat jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai operasi laparoskopi.