Dampak Stres pada IBS | Gleneagles Hospitals Malaysia
stress impact on ibs stress impact on ibs
Asuhan Pencegahan
Kesehatan Usus

Dampak Stres pada IBS

01 Oktober 2025 · 6 mins read

Topics








Cari tahu bagaimana stres memengaruhi Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) dan pelajari teknik manajemen stres untuk meredakan gejala. Dapatkan perawatan dari ahlinya di Gleneagles Hospital.

Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) adalah gangguan pencernaan kronis yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Gejala seperti nyeri perut, kembung, diare, dan sembelit merupakan ciri-ciri dari kondisi ini. Penyebab IBS masih belum diketahui pasti, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa stres adalah faktor yang berkontribusi terhadap membaiknya dan memburuknya gejala IBS. Artikel ini mengungkapkan pengaruh stres terhadap IBS dan memberikan strategi untuk menangani kondisi ini.

Gambaran Umum Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)

Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) adalah gangguan sistem pencernaan yang utamanya memengaruhi usus besar. Penyebab pastinya masih belum diketahui, tetapi motilitas usus yang abnormal, peningkatan sensitivitas usus, dan perubahan mikrobiota usus diyakini turut berperan. Stres adalah faktor yang diketahui dapat memicu kambuhnya atau memperburuk gejala IBS. IBS dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, menimbulkan kecemasan dan depresi secara berkelanjutan, menyebabkan siklus ketidaknyamanan yang sulit diputus.

Bagaimana Stres Memengaruhi IBS

Stres secara langsung memengaruhi sistem pencernaan sehingga memicu perubahan fisiologis yang berbeda yang dapat memperburuk gejala IBS. Otak mengirimkan sinyal yang memengaruhi usus ketika tubuh mengalami stres, yang secara terus-menerus menyebabkan peningkatan sensitivitas dan perubahan dalam gerakan usus. Koneksi ini disebut sumbu otak-usus, sebuah sistem komunikasi dua arah antara otak dan saluran pencernaan.

Stres dapat menyebabkan produksi hormon stres secara berlebihan, seperti kortisol, yang memengaruhi sistem pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan permeabilitas usus meningkat sehingga menyebabkan peradangan dan rasa tidak nyaman. Selain itu, stres dapat memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus dan menyebabkan disbiosis, yang berkaitan dengan gejala IBS.

Peran Motilitas Usus dalam IBS

IBS selalu dikaitkan dengan motilitas usus yang abnormal. Usus berkontraksi lebih kuat atau kurang efektif dari biasanya karena stres sehingga menimbulkan gejala seperti diare atau sembelit. Perubahan motilitas yang disebabkan oleh stres dapat memperburuk kram dan rasa tidak nyaman yang terkait dengan IBS sehingga meningkatkan kembung dan gas.

Kesehatan Mental Dipengaruhi oleh IBS

Stres dan IBS tidak hanya memiliki hubungan fisik satu sama lain, tetapi juga psikologis. Kecemasan dan stres dapat terjadi pada penderita IBS, yang menyebabkan siklus yang menyiksa. Penderita IBS mungkin mengkhawatirkan kemungkinan kambuh yang terjadi di tempat umum, yang dapat memperparah stres dan kemungkinan mengalami gejala yang lebih besar. Stres psikologis ini dapat semakin memperburuk gejala fisik IBS, sehingga penderita semakin sulit untuk mengelola kondisi mereka.

Selain itu, penderita IBS umumnya mengalami kecemasan dan depresi, karena mereka terus-menerus merasa terisolasi akibat sifat gangguan yang tidak dapat diprediksi. Penting untuk mengelola stres dan kesehatan mental agar IBS dapat ditangani dengan optimal.

Strategi Manajemen Stres yang Efektif untuk IBS

Mengelola stres adalah bagian penting dalam penanganan IBS. Beberapa teknik dapat membantu mengurangi stres dan meredakan gejala IBS:

Kewawasan dan Meditasi 

  • Latihan kewawasan dan relaksasi meningkatkan ketenangan, itulah sebabnya latihan tersebut dapat membantu Anda mengurangi stres.
  • Praktik seperti yoga dan meditasi membantu mengelola respons stres tubuh, menurunkan kadar kortisol, dan melancarkan pencernaan. 
  • Studi telah mengungkapkan bahwa kewawasan dapat secara signifikan mengurangi gejala IBS dengan menenangkan hubungan usus-otak.

Olahraga Rutin

  • Melakukan aktivitas fisik membantu mengurangi stres dan meningkatkan motilitas usus. 
  • Olahraga membantu menstimulasi produksi endorfin – peningkat suasana hati alami tubuh, dan mengatur buang air besar. 
  • Rutinitas olahraga yang teratur dapat secara signifikan meredakan gejala IBS psikologis maupun fisik. 

Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

  • CBT adalah pengobatan psikologis yang efektif untuk IBS. Terapi ini membantu orang menentukan dan mengubah pola pikir negatif yang terkait dengan stres dan kecemasan, yang pada akhirnya mengurangi beban psikologis IBS. CBT diketahui dapat menurunkan frekuensi maupun keparahan gejala IBS dengan memperkuat hubungan pikiran-tubuh.
    • Perubahan Pola Makan: Jenis makanan tertentu dapat memperburuk gejala IBS, dan stres dapat menyebabkan sistem pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap pemicu ini. Diet seimbang yang menghindari makanan tinggi lemak, pedas, dan penghasil gas berperan penting dalam penanganan IBS. Selain itu, makanan kaya serat dan probiotik dapat membantu menjaga kesehatan usus serta meredakan gejala IBS. 
    • Sleep Hygiene: Kualitas idur yang buruk dapat memperburuk stres dan memicu kambuhnya IBS. Jadwal tidur yang konsisten, teknik relaksasi sebelum tidur, dan lingkungan tidur yang tenang dapat meningkatkan kesehatan mental dan meredakan gejala IBS.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang IBS

1. Apakah IBS mirip dengan IBD (Penyakit Radang Usus)?

Tidak, IBS adalah gangguan fungsional yang memengaruhi komunikasi usus-otak, sementara IBD melibatkan peradangan kronis pada saluran pencernaan, termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.

2. Apakah IBS kondisi yang berbahaya? 

IBS tidak dianggap mematikan, tetapi dapat secara signifikan memengaruhi kualitas hidup seseorang. Kecemasan dan depresi dapat timbul dari gejala-gejala yang berpotensi mengganggu yang menyebabkan tekanan emosional. 

3. Apa perbedaan IBS dengan intoleransi makanan?

Intoleransi makanan seperti intoleransi laktosa atau gluten melibatkan masalah dalam mencerna jenis makanan tertentu, sedangkan IBS adalah gangguan yang lebih umum dengan berbagai jenis pemicu.

4. Apakah gejala IBS bisa serupa dengan kondisi lain?

Ya, gejala IBS dapat terlihat mirip dengan kondisi pencernaan lainnya, seperti penyakit celiac, intoleransi laktosa, atau IBD. Diagnosis yang akurat sangat penting.

Jadwalkan Janji Temu di Gleneagles Hospital

Stres dapat secara signifikan memengaruhi Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS), memicu atau memperburuk gejala, seperti nyeri perut, kembung, dan perubahan pola buang air besar. Jika Anda mengalami gejala tersebut, segera dapatkan saran medis. Manajemen stres yang efektif dan penanganan yang dipersonalisasi dapat membantu meredakan kambuhnya IBS serta meningkatkan kualitas hidup.

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang IBS atau membutuhkan panduan dalam mengelola stres, kunjungi situs web kami untuk menjadwalkan janji temu atau unduh aplikasi MyHealth360 dari Google Play Store atau Apple App Store. Tim tenaga ahli kami siap memberikan saran profesional dan dukungan untuk mengatasi IBS dan stres.

SuggestedArticles