Memahami Skizofrenia | Rumah Sakit Gleneagles

Memahami Skizofrenia

gleneagles-schizophrenia

Skizofrenia, sering disalahartikan sebagai psikosis umum, adalah gangguan kesehatan mental kronis dan kompleks yang mengganggu pikiran, emosi, dan perilaku seseorang. Pengidap skizofrenia mungkin mengalami hilangnya koneksi dengan realitas, yang dapat menimbulkan tekanan bagi mereka dan orang-orang yang mereka sayangi.

Sebelumnya, skizofrenia dikategorikan menjadi subtipe berdasarkan gejala yang dominan. Namun, DSM-5 (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi Kelima) sekarang mengategorikan skizofrenia sebagai suatu spektrum, menyadari bahwa gejala-gejala dapat bervariasi secara signifikan dalam intensitas dan jenisnya. Pendekatan ini meningkatkan hasil diagnosis dan pengobatan.

Gejala

Gejala skizofrenia sangat bervariasi tetapi biasanya terbagi dalam tiga kategori utama: gejala psikotik, negatif, dan kognitif.

Kategori

Gejala

Psikotik

Gejala-gejala ini mengubah persepsi seseorang terhadap realitas, yang dapat menyebabkan perilaku atau persepsi yang tidak biasa:


  • Halusinasi: Mengalami sensasi, seperti melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada.
  • Delusi: Memiliki keyakinan kuat yang tidak didasarkan pada kenyataan atau didukung oleh logika.
  • Gangguan Pikiran: Pola pikir yang tidak biasa atau tidak berfungsi.

Negatif

Gejala negatif menurunkan kemampuan seseorang untuk melakukan atau terlibat dalam aktivitas harian yang biasa:


  • Ekspresi Emosional Menurun: Ekspresi wajah terbatas, suara monoton, atau kurangnya gerak tubuh.
  • Kesulitan Memulai Aktivitas: Susah payah untuk memulai atau mempertahankan aktivitas.
  • Bicara Terbatas: Komunikasi verbal menurun.

Kognitif

Gejala-gejala ini memengaruhi kemampuan kognitif sehingga berdampak pada pengambilan keputusan, fokus, dan memori:


  • Disfungsi Eksekutif: Kesulitan dalam memahami informasi dan menggunakannya untuk mengambil keputusan.
  • Kesulitan Memusatkan Perhatian: Kesulitan berkonsentrasi dan fokus.
  • Gangguan Memori Kerja: Kesulitan mengingat informasi yang baru dipelajari untuk digunakan segera.

Penelitian menunjukkan bahwa pengidap skizofrenia lebih rentan terhadap depresi, sementara pengidap depresi juga bisa mengalami psikosis. Menyadari hubungan ini dapat membantu dalam diagnosis dini dan penanganan gejala.

Penyebab Skizofrenia

Penyebab pasti skizofrenia masih belum diketahui, tetapi kemungkinan merupakan kombinasi faktor genetik, neurokimia, dan lingkungan.

  • Genetik: Gangguan ini cenderung terjadi pada individu dengan riwayat keluarga pengidap skizofrenia.
  • Kimia otak: Ketidakseimbangan neurotransmiter, terutama dopamin dan glutamat, mungkin menjadi penyebabnya.
  • Faktor lingkungan: Faktor-faktor seperti paparan infeksi prenatal, kekurangan gizi, atau komplikasi kelahiran dapat meningkatkan kemungkinan munculnya skizofrenia.

Mendiagnosis dan Mengobati Skizofrenia

Diagnosis

Evaluasi komprehensif oleh psikiater atau psikolog klinis sangat penting untuk mendiagnosis skizofrenia. Evaluasi ini termasuk penilaian gejala, peninjauan riwayat medis, dan pengesampingan penyebab potensial lainnya. Proses diagnostik menyeluruh sangat penting untuk memulai pengobatan yang efektif.

Pengobatan

Penanganan skizofrenia memerlukan pendekatan multi-aspek, termasuk obat-obatan, terapi, dan layanan dukungan. Pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan memfasilitasi pemulihan.

Obat-obatan

Dua jenis utama antipsikotik digunakan dalam pengobatan skizofrenia:

  • Antipsikotik Generasi Pertama (Tipikal): Obat-obatan ini, termasuk haloperidol dan chlorpromazine, utamanya menargetkan reseptor dopamin untuk menangani gejala positif. Namun, obat-obatan tersebut dapat menimbulkan efek samping yang signifikan, seperti gejala ekstrapiramidal (gangguan gerak) dan diskinesia tardif.
  • Antipsikotik Generasi Kedua (Atipikal): Obat-obatan seperti risperidone, olanzapine, dan clozapine memengaruhi reseptor dopamin dan serotonin. Antipsikotik ini umumnya lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit. Clozapine sangat efektif untuk skizofrenia yang resistan terhadap pengobatan tetapi memerlukan pemantauan darah rutin karena risiko agranulositosis (penurunan jumlah sel darah putih).

Psikoterapi

Psikoterapi, khususnya terapi perilaku kognitif (CBT), membantu individu mengidentifikasi dan mengelola pola pikir yang terkait dengan tekanan. CBT berguna untuk penanganan gejala, meningkatkan respons emosional, dan menciptakan strategi untuk proses berpikir yang lebih sehat.

Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

ECT dipertimbangkan untuk skizofrenia yang resistan terhadap pengobatan atau kasus parah ketika diperlukan penyembuhan gejala yang cepat. Meskipun bukan pengobatan lini pertama, ECT dapat bermanfaat jika pengobatan lain tidak berhasil.

Terapi Tambahan

  • Terapi keluarga: Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan pengertian kepada individu, yang dapat menjadi krusial untuk penanganan jangka panjang.
  • Terapi seni: Berguna bagi individu yang kesulitan dengan ekspresi verbal, terapi seni menawarkan cara alternatif untuk mengomunikasikan emosi, sehingga membantu kesadaran diri dan keterlibatan sosial.

Meskipun skizofrenia tidak dapat dicegah, intervensi dan penanganan dini dapat meminimalkan dampaknya. Mengenali gejala sejak dini dan memberikan pengobatan dapat secara signifikan meningkatkan hasil, sehingga membantu mencegah kambuh yang parah.

Menjadwalkan Janji Temu di Rumah Sakit Gleneagles

Hidup dengan skizofrenia dapat menghadirkan tantangan yang unik, tetapi pengobatan yang efektif dan dipersonalisasi bisa memberikan harapan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami skizofrenia, hubungi tim pakar profesional kesehatan mental di Rumah Sakit Gleneagles untuk berkonsultasi. Kami menjamin Anda akan mendapatkan perawatan terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik Anda.

Loading...

Wait a minute