MIS telah mengubah dunia bedah, memberikan lebih banyak manfaat kepada pasien. MIS dilakukan dalam Bedah Umum dan melintasi spektrum spesialisasi yang luas seperti Ginekologi, Ortopedi, dan Urologi. Instrumen dan metode yang digunakan
berbeda-beda, tetapi secara keseluruhan, keunggulan teknologinya memastikan kerusakan minimal pada struktur sambil berusaha untuk mencapai hasil yang sama seperti operasi terbuka. Di antara prosedur MIS yang dikenal secara umum adalah
Laparoskopi dalam Bedah Umum dan Artroskopi dalam Ortopedi. Prosedur ini juga disebut sebagai Bedah Lubang Kunci.
Selama MIS, sebuah kamera mini (endoskop, laparoskop, atau artroskop) yang terpasang pada tabung tipis yang panjang, dimasukkan melalui salah satu sayatan kecil. Gambar yang diproyeksikan pada monitor memberikan pandangan yang diperbesar
dari area bedah kepada dokter bedah. Di tangan spesialis MIS yang terampil, alat bedah canggih dimasukkan ke dalam tubuh melalui sayatan kecil sebesar sekitar 0,5-1,5 cm dan, dengan bantuan kamera, penanganan dapat dilakukan tanpa
menyebabkan kerusakan parah pada jaringan.
MIS telah memberikan berbagai keuntungan kepada pasien, yang tidak ditemukan dalam prosedur bedah konvensional, termasuk mengurangi rasa sakit dan pemulihan cepat setelah operasi.
MIS vs Metode Tradisional (Pembedahan Terbuka)
Dalam ruang lingkup Pembedahan Terbuka, ketika Bedah Invasif Minimal makin sering diterapkan untuk meningkatkan perawatan dan penanganan pasien, Laparoskopi merupakan salah satu prosedur bedah yang paling umum digunakan di rumah sakit
seluruh dunia.
Dalam Laparoskopi, instrumen bedah dan sebuah kamera diselipkan ke dalam tubuh melalui satu atau beberapa sayatan kecil. Di sini, pemeriksaan organ organ perut atau tulang panggul dilakukan dengan menggunakan laparoskop, sebuah tabung
dengan kamera mini dan sebuah layar yang terhubung dengannya. Prosedur ini telah diterapkan secara luas dalam banyak bidang, tidak terbatas pada pengangkatan usus buntu dan kantung empedu, tapi juga kanker usus besar dan perut;
yang termasuk beberapa di antaranya. Laparoskopi telah mempersingkat waktu perawatan inap karena prosedur tersebut meminimalkan trauma pada tubuh, mengurangi rasa sakit dan memperpendek waktu pemulihan.
Dokter bedah ortopedis memperkenalkan Bedah Invasif Minimal dalam ruang bedah mereka untuk pertama kalinya pada tahun 1970-an. Sejak saat itu, bedah artroskopik, suatu prosedur yang digunakan untuk menangani masalah dan gangguan sendi
menggunakan beberapa sayatan kecil, telah menjadi praktik standar dalam prosedur bedah ortopedis.
Dengan penggunaan instrumentasi canggih, Artroskopi telah melakukan revolusi dalam penanganan lutut, bahu, panggul, siku, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Entah tulang rawan atau ligamen yang perlu perbaikan, sayatan Artroskopi
terbatas pada area tertentu yang bermasalah, meminimalkan kerusakan jaringan dan menimbulkan sedikit pembengkakan dan kekakuan sendi jika dibandingkan dengan yang dialami setelah pembedahan terbuka.
Instrumen utamanya adalah artroskop, kamera serat optik yang diselipkan ke dalam sendi melalui sayatan kecil dan menyediakan pandangan yang diperbesar kepada dokter bedah dari interior sendi melalui sebuah monitor - sebuah faktor yang
menjadikan Artroskopi lebih unggul daripada bedah ortopedi konvensional. Dengan teknik invasif minimal Artroskopi, pasien yang mengalami cedera olahraga atau cedera dan gangguan fisik lainnya dapat pulih kembali sepenuhnya dalam
waktu singkat.